Gelar Mimbar Kerakyatan di Yogyakarta, Aliansi Mahasiswa: Anak Muda Benci Pembunuhan Konstitusi

Di sisi lain, Adam berkata penguasa juga menyengsarakan rakyat dengan berbagai kebijakannya. Mulai dari komersialisasi pendidikan dan perbudakan modern melalui fleksibilitas pasar tenaga kerja dalam UU 2/2022 tentang Cipta Kerja.
Kemudian, upah murah tanpa mempedulikan indikator kebutuhan hidup layak, sampai perampasan hak tanah dan eksploitasi sumber daya alam menyebabkan krisis ekologis yang nyata.
“Terlebih, di saat demokrasi masih seumur jagung di Indonesia, rakyat harus berkabung oleh ulah elit anti-rakyat tanpa agenda kerakyatan dan mengkhianati prinsip kekuasaan rakyat,” ujarnya.
Adam menyampaikan aksi di depan monumen Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 merupakan upaya mengingatkan semua pihak bahwa bangsa Indonesia masih ‘terjajah’ oleh sifat tamak penguasanya sendiri yang dengan sewenang-wenang menghalalkan segala cara.
Adam menambahkan keberadaan mereka di seberang Istana Kepresidenan juga sebagai sikap menyatakan berseberangan dengan kekuasaan yang sewenang-wenang, menindas, dan anti-agenda kerakyatan.
Editor: Kastolani Marzuki