get app
inews
Aa Text
Read Next : Prihatin Penahanan Aktivis, Sinta Nuriyah: Mereka Anak Bangsa Berjuang untuk Kemanusiaan

GP Ansor: Cuitan Ferdinand dengan Perkataan Gus Dur Sangat Jauh Berbeda

Jumat, 07 Januari 2022 - 10:29:00 WIB
 GP Ansor: Cuitan Ferdinand dengan Perkataan Gus Dur Sangat Jauh Berbeda
Ketua PP GP Ansor, Luqman Hakim menilai cuitan Ferdinand Hutahaean berbeda dengan perkataan Gus Dur. (Foto : Ist)

JAKARTA, iNews.id -  Ferdinand Hutahaean dilaporkan terkait ujaran kebencian bermuatan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Kasus cuitannya itu telah dinaikkan ke penyidikan oleh Bareskrim.

Ketua PP GP Ansor, Luqman Hakim menilai cuitan Ferdinand Hutahaean berbeda dengan perkataan Presiden ke-4 RI Abdurachman Wahid atau Gus Dur

Cuitan Ferdinand kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela, sedangkan Gus Dur pernah bilang "Tuhan tidak perlu dibela". 

Luqman menilai, Gus Dur sama sekali tidak menghakimi bahwa Tuhan yang diyakini seseorang keadaannya lemah harus dibela. Gus Dur justru menegaskan Tuhan tidak perlu dibela karena Tuhan Maha Kuat dan Kuasa. 

Sedangkan cuitan Ferdinand itu, menurutnya, dapat dikategorikan sebagai serangan penghinaan dan penistaan terhadap agama tertentu, berpotensi menimbulkan keonaran dan permusuhan bernuansa agama serta mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. 

"Sangat jauh berbeda antara cuitan Ferdinand dengan perkataan Gus Dur. Dan karenanya, janganlah disamakan antar keduanya," tegasnya kepada wartawan, Jumat (7/1/2022).

Politikus PKB ini berharap polisi bertindak tegas dengan memproses kasus ini sampai tuntas. Baginya, seluruh warga negara berkedudukan sama di depan hukum. Tak peduli berasal dari kelompok mayoritas atau minoritas, dan tidak boleh ada diktator mayoritas dan juga tidak boleh ada tirani minoritas. 

Menurutnya, dalam sistem demokrasi, jika hukum dijalankan dengan diskriminatif, maka ia akan menjadi sumber perpecahan dan konflik sosial. Karenanya, semua pihak harus memiliki kesadaran ini. 

"Kita masih dalam proses membangun karakter bangsa yang bersatu dalam keberbedaan. Karena itu, siapapun yang terbukti melanggar norma-norma hukum, maka aparat penegak hukum harus memprosesnya dengan seadil-adilnya," kata Wakil Sekjen DPP PKB ini.

Dia juga menilai, masalah keyakinan agama merupakan urusan personal setiap warga negara Indonesia yang dijamin dan dilindungi konstitusi. Bahkan perkara keyakinan ini dijadikan sila pertama dasar negara Indonesia, Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

Artinya, kata Wakil Ketua Komisi II DPR, negara Indonesia mengakui dan melindungi hak setiap warga negara untuk memiliki keyakinan keagamaan dan ketuhanan. Maka, siapapun tidak boleh membawa-bawa masalah keyakinan asasi itu ke ranah diskursus publik, karena pasti akan menyebabkan ketersinggungan sesama warga negara yang berbeda keyakinan. 

"Saya berharap, kasus cuitan Ferdinan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua sebagai warga negara. Jangan ada lagi yang bermain-main dengan agama (apalagi menyangkut Allah) untuk kepentingan dan tujuan apapun. Ingat, ketersinggungan dalam keyakinan agama (dan apalagi menyangkut eksistensi Allah) terbukti telah memicu banyak permusuhan dan peperangan panjang dalam sejarah peradaban manusia," tutur Luqman.

Sebelumnya pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit memerintahkan jajarannya untuk segera menangkapnya. 

"Saya sebagai Bendahara PWNU DKI meminta polisi untuk segera tangkap Ferdinand demi ketenangan bangsa," kata Bendahara PWNU DKI Mohammad Taufik dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (6/1/2022).

Menurut Mohammad Taufik, alasan Ferdinand harus segera ditangkap untuk memberi pelajaran agar yang bersangkutan tidak bisa dibiarkan atau seenaknya mencuit mengenai ketuhanan.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut