Gunungkidul Butuh 120.000 Dosis Vaksin untuk Tangani LSD pada Ternak Sapi
GUNUNGKIDUL, iNews.id- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul menyebut butuh 120.000 dosis vaksin untuk menangani penyebaran Lumpy Skin Disease (LSD). Saat ini mereka masih menunggu distribusi vaksin untuk menanggulangi penyakit tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, saat ini tercatat sebanyak 328 sapi terinfeksi penyakit LSD dan 3 ekor di antaranya meninggal dunia. Penyebaran LSD di Gunungkidul dalam beberapa waktu terakhir ini sudah menyebar di 14 Kapanewon. "4 Kapanewon lainnya untuk sementara masih terbebas dari penyebaran LSD,"kata dia.
Oleh karenanya pihaknya berpacu dengan waktu terus berupaya melakukan pencegahan penyebarannya mengingat sebentar lagi Lebaran haji di mana kebutuhan hewan ternak akan mengalami kenaikan. Pihaknya berupaya keras agar LSD tidak mempengaruhi persiapan para peternak menyambut Idul Adha nanti.
Dia mengatakan pihaknya akan melakukan vaksinasi. Kebutuhan vaksin untuk menanggulangi penyebaran LSD di Gunungkidul mencapai sekitar 120.000 dosis. Dalam tahap awal, pihaknya telah mengajukan sebanyak 100.000 dosis vaksin untuk menanggulangi penyebaran LSD. "Sementara 100.000 vaksin dulu, tapi sekarang belum turun vaksinnya," ucapnya.
Dia berharap agar tidak LSD tidak menyebar lebih luas lagi. Area yang belum ditemukan seperti di Kapanewon Tanjungsari, Paliyan, Tepus dan Saptosari tetap steril tidak terjadi penularan.
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti menyebut jika penyakit LSD dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan kandang ternak.
Berbagai langkah yang secara mandiri dapat dilakukan oleh masyarakat ialah seperti mengontrol vektor seperi nyamuk, lalat, serta camplak di lingkungan sekitar kandang. Selain itu pengobatan dengan memberikan anti ektoparasit, antihistamin, dan roboransia juga dapat dilakukan untuk menanggulangi LSD.
"Tentu kebersihan kandang dijaga dan laporkan ke petugas bila ternak sakit, LSD ini tingkat kematian rendah kemudian penularannya tinggi dan kerugian ekonomisnya tinggi," kata Retno.
Editor: Ainun Najib