Hadiri Syukuran di Yogya, Kiai Ma'ruf Amin: Terima Kasih Warga NU

"Ini bukan mendahului KPU. Tapi sekadar cerminan dari keyakinan kita terhadap ilmu pengetahuan yang diwakili ilmu statistik berupa hasil quick count dan insyaallah tidak akan meleset dari hasil KPU yang akan ditetapkan 22 Mei mendatang," katanya.
Mantan juru bicara Gus Dur itu mengatakan, nikmat ini merupakan hasil pilihan sawadul a'dlom (mayoritas ulama) NU. "Tidak ada yang bisa mengingkari dan menutupi-nutupi nikmat dari hasil sawadul a'dlom NU ini. Seperti yang lalu-lalu, pilihan mayoritas ulama ini selalu menggerakkan sejarah bangsa Indonesia," tuturnya.
Dia lantas menyontohkan sejumlah keputusan mayoritas ulama NU dalam sejarah Indonesia. Mulai dari Resolusi Jihad yang menghasilkan kemerdekaan RI, keputusan para Ulama NU saat menghadapi krisis 1965, keputusan kiai NU terhadap asas tunggal Pancasila, dan peran ulama NU dalam reformasi politik pasca-Soeharto.
Dia yakin bahwa pilihan para ulama NU untuk mendukung Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 ini sebagai pilihan strategis seperti dalam sejarah perjalanan bangsa ini. "Belajar dari sejarah, nikmat besar sekarang ini pasti akan melahirkan tantangan dan persoalan besar bagi NU," tambahnya.
Tantangannya adalah bagaimana menjadikan nikmat ini sebagai tanggungjawab besar untuk mampu mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. "Kita doakan Kiai Ma'ruf Amin sebagai aktor yang melahirkan sawadul a'dlom NU ini selalu dinaungi Allah SWT,” kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini.
Editor: Kastolani Marzuki