MOSKOW, iNews.id - Referendum digelar di wilayah empat wilayah Ukraina, yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Hasilnya semua wilayah ingin bergabung dengan Rusia.
"Referendasi telah selesai. Hasilnya jelas. Selamat bergabung kembali di Rusia," kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia yang juga mantan presiden, Dmitry Medvedev dalam pernyataan di Telegram, seperti dilaporkan kembali Sputnik, Rabu (28/9/2022).
Biadab, Janin Berumur 5 Bulan Dibuang di Pantai Parangkusumo
Menurut data komisi pemilihan setempat mengungkap, hasil referendum di Kherson menunjukkan 87,05 persen mendukung wilayah itu bergabung dengan Federasi Rusia.
Hal yang sama diungkap komisi pemilihan Republik Rakyat Luhansk (LPR). Setelah menghitung semua surat suara, sebanyak 98,42 persen memilih untuk bergabung dengan Rusia.
Hary Tanoesoedibjo Luncurkan Akademi Perindo, Yuni Astuti: Bakal Lahirkan Politisi Berkualitas dan Sosok Negarawan
Sebelumnya hasil resmi juga diungkap komisi pemilihan Zaporizhzhia, 93 persen pemilih di wilayah itu setuju bergabung dengan Rusia. Sebagian besar wilayah Zaporizhzhia direbut Rusia sejak invasi pada 24 Februari, namun ibu kota wilayah, Kota Zaporizhzhia, masih dalam penguasaan Ukraina. Oleh karena itu Melitopol akan menjadi ibu kota Zaporizhzhia pascareferendum.
Hasil penghitungan referendum di Donetsk menunjukkan hasil jauh lebih meyakinkan. Berdasarkan penghitungan yang diungkap komisi pemilihan Republik Rakyat Donetsk (DPR), 99,23 persen penduduk memilih bergabung dengan Federasi Rusia.
Belasan Kambing Milik Warga Gunungkidul Diserang Hewan Buas, Jeroan Hilang
Donetsk telah merampungkan referendum yang dilakukan sejak akhir pekan lalu, di mana 2.113.126 orang berpartisipasi. Angka itu berarti 97,51 persen dari daftar pemilih di Donetsk memberikan suara mereka.
Referendum ini dikecam Ukraina maupun negara Barat sebagai pencaplokan wilayah, sehingga tak akan mengakui hasilnya. Sekutu dekat Rusia, Turki juga tak akan mengakui hasil referendum.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan penyelesaiannya atas referendum. Hasil tersebut, kata dia, membuat penyelesaian konflik dengan Rusia melalui diplomasi menjadi mustahil.
Editor: Ainun Najib