Indonesia Masih Kekurangan 30.000 Dokter Spesialis akibat Terganjal Proses Pendidikan
“Negara harus bisa melihat pentingnya dokter spesialis saat ini bagi masyarakat. Sama halnya dengan produksi tenaga militer, perlu ada penanganan berbeda dibandingkan pendidikan lain karena ini terkait langsung dengan keselamatan masyarakat dan bangsa," tutur Herkutanto.
Hal serupa juga diungkapkan oleh ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), Dr. dr. Setyo Widi Nugroho, dirinya mengatakan, untuk bisa mendorong produksi tenaga medis bukan perkara mudah karena bagaimanapun terdapat proses panjang untuk menghasilkan tenaga medis yang berkualitas. Adanya peningkatan produksi, tentu tidak mengesampingkan aspek kredibilitas.
"Kami terinspirasi dari Health Education of England (HEE), bahwa untuk melakukan suatu produksi, kita harus meyakinkan bahwa jumlah tenaga kerja harus tepat jumlahnya, tepat keterampilannya, dan memberikan pelayanan yang baik, serta mampu beradaptasi dengan teknologi," ungkap Setyo Widi.
Mereka menyimpulkan, bahwa dalam mengatasi persoalan tersebut diperlukan adanya kerja sama konektivitas antara pemerintah dan institusi pendidikan untuk melahirkan tenaga kesehatan dengan cepat tanpa mengesampingkan kualitas yang dihasilkan.
Editor: Ainun Najib