Kaleidoskop 2021: Tangan Dingin Basuki Hadimuljono Atasi Persoalan Air di Gunungkidul

GUNUNGKIDUL, iNews.id- Persoalan air masih menjadi kendala besar di Gunungkidul. Tidak hanya kasus kekeringan, namun kualitas air di musim hujan dengan air yang keruh juga menjadi masalah yang terus dicarikan solusi.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, ketersediaan air yang berkualitas menjadi salah satu bagian yang menjadi titik berat penyelesaian dalam masa pemerintahannya. Bahkan isu air ini harus segera dicarikan solusi.
"Kita akui anggaran kita minim, APBD kita terbatas, maka kita mencari terobosan ke pusat," terangnya kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (30/12/2021).
Menurutnya, selain terus mencari sumber air untuk bisa dimanfaatkan untuk kebituhan masyarakat,pihaknya juga berupaya menjsdikan air yang tersedia juga jernih.
"Kasus air keruh kepada masyarakat terus kita carikan solusi. Dan beberapa waktu lalu bapak Basuki Hadimuljono Menteri Perkerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara mengejutkan datang dsn memberi harapan besar mengatasi persoalan air," ujarnya.
Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan dadakan di Bumi Handayani pada 23 Desember 2021 lalu. Setelah melihat progres pembangunan Jalur jalan lintas selatan (JJLS), Basuki juga menyempatkan makan siang ddngan menu tradisional nasi merah lombok ijo. Dengan santai Mentri PUPR langung mengajak meninjau sub sistem pengangkatan air Seropan.
Menteri yang tidak lagi muda inipun nekat menuruni Gua Seropan dengan kedalaman sekitar 350 meter. Basuki melihat dari dekat sungai bawah tanah yang ada di Gunungkidul. Di sinilah menteri PUPR langsung menyampaikan pembangunan instalasi pengolahan air atau dikenal dengan istilah water treatment plant (WTP).
"Saya bantu untuk alat WTP dsngan kapasitas 200 liter per detik. Semoga bermanfaat dan dirawat dsngan baik," ucapnya saat melihat sungai bawah tanah di Gua Seropan.
Janji Menteri PUPR inipun langsung ditindaklanjuti Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO). Kepala BBWSO Dwi Purwantoro langsung menyampaikan informasi pembangunan WTP dengan kapasitas 200 liter per detik tersebut.
Anggaran sebesar Rp60 miliarpun siap digelontorkan untuk ucapan selamat tinggal air keruh bagi pelanggan Perusahan Daerah Air Minum ( PDAM) di Gunungkidul. "Kita sudah mendapat perintah langsung untuk kita tindak lanjuti," kata Dwi Pur, sapaan akrabnya.
Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Toto Sugiyarto mengungkapkan, saat ini sub sistem Seropan baru dimanfaatkan 180 liter per detik. Dari jumlah tersebut separuhnya yang menggunakan WTP. "Jadi memang kalau musim hujan kekeruhan air sangat tinggi," katanya.
Untuk sub sistem Seropan ini, kapasitas debet air mencapai 950 liter per detik. Upaya optimalisasi terua dilakukan dengan usulan ke pemerintah pusat. "Dan kehadiran pak Menteri PUPR jelas angin segar bagi kami, karena bisa untuk sedikitnya 20.000sambungan rumah," kata dia.
Tidak hanya itu, saat ini untuk optimalisasi pengangkatan air, juga disiapkan detail engineering desain (DED) untuk sub sistem Ngobaran. "Untuk Ngobatan alan kita naikkan dari 40 liter perdetik menjadi 140 liter per detik," katanya.
Editor: Ainun Najib