Kasus Dugaan Pencabulan Anak Kiai Jombang, 5 Pendukungnya Ikut Masuk Bui
JOMBANG, iNews.id – Ratusan santri dan pendukung tersangka pencabulan santri ikut diamankan aparat, Jumat (8/7/2022). Dari hasil pemeriksaan penyidik Polres Jombang menetapkan lima orang sebagai tersangka.
Kelima pendukung tersangka pencabulan ini dinilai menghalangi dan menyerang petugas saat hendak menangkap Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi. Dia adalah seorang kiai di Ponpes Sidiqiyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Jombang.
Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Giadi Nugroho mengatakan, kelima orang yang ditetapkan tersangka karena terbukti melakukan upaya menghalangi dan menyerang petugas saat akan menangkap Mas Bechi.
“Ada yang menyiram petugas dengan air panas, ada yang menabrak mobil petugas dan ada pula yang berupaya menghalangi petugas dengan cara-cara lainnya,” katanya.
Akibat perbuatannya itu, kata dia, kelima tersangka akan dijerat Pasal 19 Undang-Undang TPKS dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.
“Terhadap 318 orang lainnya yang ternyata hanya ikut-ikutan atau sedang menghadiri kegiatan di pesantren atau tidak terbukti secara langsung menghalang-halangi petugas, Jumat sore tadi langsung dipulangkan kembali ke Pesantren Sidiqiyah,” katanya.
Proses pemulangan ratusan pengikut Mas Bechi itu dilakukan setelah mereka bersalam-salaman dan bermaaf-maafan dengan petugas.
Sebelumnya, sebanyak 320 orang yang diamankan diketahui sedang menggelar pengajian dari dalam pondok pesantren (Ponpes) Sidiqiyah di Desa Losari, Kecamatan Ploso.
Mereka telah diperiksa satu per satu untuk mengetahui sejauh mana keterlibatannya dalam upaya menghalangi petugas menangkap Mas Bechi.
Sebab ternyata tidak semua warga datang pesantren untuk mengadang atau melawan polisi. Sebagian dari mereka diundang oleh pesantren untuk menghadiri acara pelantikan salah satu organisasi yang ada di dalam pesantren. Sehingga tak heran jika ratusan warga yang ada di pesantren dan ditangkapi polisi kemarin berasal dari luar kota.
Salah satu pengikut Mas Bechi, Slamet mengaku awalnya datang ke pesantren bukan untuk melawan polisi tetapi untuk menghadiri acara pelantikan pengurus salah satu organisasi di dalam pesantren.
“Saya tidak tahu kalau ternyata ada penangkapan Mas Bechi. Saya datang karena diundang ada pengajian dan pelantikan,” ucap Slamet.
Editor: Ainun Najib