Kasus Kematian Covid-19 Naik, Pakar Epidemiolog UGM: Pemerintah Harus Evaluasi Pengendalian

YOGYAKARTA, iNews.id – Pakar Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad, mencatat adanya peningkatan pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap managemen pengendalian pandemi, khususnya terkait peningkatan kasus kematian.
“Perlu ada evaluasi case managemen, faktor mana yang berkontribusi besar terhadap kasus kematian,” kata Riris Andono, Senin (19/5/2021).
Menurutnya, angka kematian Covid-19 di Indonesia sebesar 2,76 persen. Angka ini meningkat dari kasus per Februari yang hanya 2,75 persen. Sedangkan kasus kematian di dunia sebesar 2,07 persen.
“Penyebab kematian ini tidak akan diketahui jika tidak ada audit kematian karena banyak faktor yang memengaruhinya,” kata Riris.
Salah satu faktor penyebab kematian ini adalah akses layanan kesehatan. Bagaimana layanan kesehatan mampu mengelola kasus yang ada secara kuat dan bermutu. Jangan sampai ada sekat bagi kalangan sosial di masyarakat, sehingga mereka yang kelas ekonominya menengah ke bawah sulit mendapatkan layanan kesehatan.
Sampai saat ini, belum ada kejelasan mengenai sistem rujukan pasien. Dalam masa pandemi Covid-19 butuh penanganan yang cepat dan tepat. Sistem rujukan akan menjadi penanganan pasien yang kondisinya berat menjadi lambat dan memicu terjadinya kematian.
“Ada juga faktor varian baru, tetapi itu semua hipotetikal. Mana yang memengaruhi secara riil di lapangan belum diketahui secara pasti,” katanya.
Riris mengatakan, untuk menekan kasus kematian Covid-19 tidak cukup hanya dilakukan pemerintah saja. Namun masyarakat juga harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, dengan masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
“Masyarakat harus tetap jalankan prokes, 5M, yang menjadi senjata unggulan untuk mencegah Covid-19,” ujarnya.
Editor: Kuntadi Kuntadi