Kenang Sejarah, Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro Gelar Opera Perang Jawa

YOGYAKARTA, iNews.id - Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi) menggelar Opera Perang Jawa untuk mengingatkan generasi muda terhadap peristiwa sejarah Perang Diponegoro pada 1825-1830. Perang inilah mengakibatkan pasukan Hindia Belanda kocar-kacir dan mengalami kerugian besar.
Ketua Umum Patra Padi, R Rahadi Saptata Abra mengatakan, mereka terus berupaya untuk mengenang sejarah di masa lalu khususnya kisah perjuangan Pangeran Diponegoro. Selama ini mereka mengemas dengan menggelar wayang dengan lakon perang Jawa. Namun kemasan ini ternyata kurang diminati oleh generasi muda.
"Generasi muda itu kurang tertarik untuk menonton pertunjukkan wayang, mungkin dianggap terlalu malam sehingga mengantuk dan tak bisa memahaminya," ujar dia di sela pertunjukkan Opera Perang Jawa 1825-1830 di Ampitheater Purawisata, Minggu (12/11/2023).
Peringatan kali ini dikemas dalam nuansa berbeda. Mereka menghadirkan cerita Perang Diponegoro dalam sebuah pertunjukkan Opera dengan kombinasi efek digital dengan seni pertunjukkan.
“Sengaja dikemas dengan opera agar lebih menarik bagi generasi muda,” katanya.
Abrar mengatakan, Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Diponegoro dikenal sebagai salah satu panglima hebat dalam sejarah Indonesia. Beliau tumbuh sebagai bangsawan keraton yang memilih hidup di luar tembok istana.
"BPH Diponegoro bergaul dengan masyarakat biasa, sehingga dapat melihat dan merasakan langsung akan penderitaan rakyat yang tertindas oleh kebijakan penguasa Belanda," ujar dia.
Editor: Kuntadi Kuntadi