Kenangan Warga Pentingsari Akan Doto Yogantoro yang Selalu Jadi Inspirasi
SLEMAN, iNews.id - Tokoh Desa Wisata Kabupaten Sleman, Doto Yogantoro meninggal dunia sepekan lalu. Sosok penggerak Desa Wisata Pentingsari (Dewi Peri), Umbulharjo, Cangkringan, Sleman selama ini menjadi perintis Desa Wisata Pentingsari sampai ke kancah internasional.
Perintis Desa Wisata itu telah berpulang pada 2 Maret 2022, dua hari sebelum ia genap berusia 54 tahun. Luka mendalam tak hanya menggores Ciptaningtyas, sang istri tercinta beserta buah hati. Melainkan juga tetangga, kerabat hingga pegiat kepariwisataan.
Belum lama ini, Februari 2022, Dewi Peri mendapat penghargaan dari Asean Sustainable Tourism Award (ASTA), Kamboja. Penghargaan ini tentu menambah jumlah prestasi Dewi Peri, penggerak Desa Wisata Pentingsari. Bahkan prestasi Desa Wisata terbaik di Asia pernah mereka sabet.
Dewi Peri (Desa Wisata Pentingsari) telah menjelma menjadi desa wisata terkemuka. Lewat konsep yang digagas oleh Doto kini menjadi salah satu kiblat pengembangan Desa Wisata di tanah air. Keterbukaan, transparansi, akuntabilitas, adil. Hampir 140 kepala keluarga di Padukuhan Pentingsari dilibatkan mengelola Dewi Peri.
"Dewi Peri juga menjadi sekolah bagi daerah lain yang ingin belajar mengelola desa wisata. Sebab, Dewi Peri dinilai punya konsep tata kelola yang baik," tutur Ciptaningtyas atau akrab dipanggil Ning, Rabu (9/3/2022).
Wanita yang juga Bendahara BUMDes 'Maju Raharjo' Kalurahan Umbulharjo ini menuturkan sebelum pergi, ternyata Doto seolah sudah dipersiapkan. Enam bulan sebelum ia berpulang, Doto dia sudah mendidik anak-anaknya, anak muda di padukuhan dan pengelola lain, menjadi kader-kader pemimpin baru Dewi Peri.
Menurut Ning, sebelum menghadap Sang Khalik, dia sudah intens enam bulan ini. Harapannya dengan regenerasi maka Pentingsari tetap jadi inspirasi. Di mana Desa Wisata Penting tetap jalan walau tanpa adanya Doto. Doto selalu berusaha menekankan semua langkah kerja adalah hasil karya seluruh warga.
"Dewi Peri bukan siapa-siapa kalau tidak ada tamu. Begitu ada tamu, kami kelola, apa yang diinginkan tamu yang datang ke sini harus tercapai," ujarnya.
Menurutnya, Doto menampung semua ide masyarakat, mengatur, mengelola bersama, mendukung untuk kesejahteraan warga. Belajar bersama di Dewi Peri membawa masyarakat semakin pintar dan cerdas mengelola desa wisata, hari ke hari. Ketika ada tamu, sudah paham bagaimana cara pelayanan yang baik.
Salah satu yang selalu diingat adalah pelajaran dari karakter mendiang Doto. Ketika ada tamu mengeluhkan pelayanan atau fasilitas sebuah homestay atau rumah warga setempat, Doto tak pernah membiarkan warga lain mengetahuinya.
Mendiang Doto di mata masyarakat juga memberi kesan baik. Bahkan Sugeng, memberi kiasan bahwa Doto adalah orang yang tak pernah satu kalipun menorehkan tinta hitam selama hidupnya bersama warga Pentingsari.
Sugeng juga jadi salah satu pegiat Dewi Peri, menjadi pemandu dan pemilik homestay adalah peran yang ia ambil. Ia ingat betul kalau sebelumnya masyarakat Pentingsari mayoritas bertani dan hidup dengan apa adanya, sederhana.
Kala berdiri pada 2008, Dewi Peri juga menjadi sambilan belaka bagi warga. Kemudian perlahan-lahan warga mulai berjuang dari segala lini. Mulai dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi. "Semula kami promosi pakai brosur. Tapi ternyata tidak efisien. Setelah baca dibuang," tuturnya.
Editor: Ainun Najib