KH Yahya Cholil Staquf, Mantan Jubir Gus Dur yang Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU

LAMPUNG, iNews.id - KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Gus Yahya berhasil memperoleh 337 suara mengalahkan Kiai Said Aqil yang hanya mendapatkan 210 suara.
Sebelumnya, KH Yahya Cholil Staquf dan KH Said Aqil Siroj maju ke putaran kedua dalam pemilihan Ketua Umum PBNU. Keduanya maju ke putaran kedua setelah masing-masing mendapatkan 327 dan 203 suara dalam pemilihan putaran pertama.
Setelah itu, Gus Yahya dan kiai Said Aqil memenuhi syarat menjadi calon Ketua Umum PBNU. Keduanya bersedia maju dalam pemilihan organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Sedangkan KH Miftachul Achyar terpilih sebagai Rais Aam PBNU. Pemilihan dilakukan melalui musyawarah yang dipimpin oleh Wakil Presiden, Ma'ruf Amin. Pemilihan itu dilakukan secara tertutup
Gus Yahya merupakan putra salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Muhammad Cholil Bisri.
Sedari kecil, pria kelahiran 1966 ini berguru ke KH Ali Maksum Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Menginjak masa kuliah, Gus Yahya, sapaan akrabnya, memutuskan untuk menuntut ilmu di FISIPOL Universitas Gajah Mada.
Gus Yahya juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah. Selain itu, 2014 Gus Yahya bersama rekannya mendirikan institut keagamaan di California, Amerika Serikat yang bernama Bayt ar-Rahmah li ad-Da'wa al-Islamiyah Rahmatan li al-Alamin. Institusi itu mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Bukan hanya dikenal sebagai tokoh agamawan, Gus Yahya disebut-sebut merupakan pegiat ikhwal "rahmah" dalam penyelesaian konflik kemanusiaan dunia.
Tokoh NU yang kini menjabat sebagai Katib Aam PBNU ini pernah menuai kontroversi lantaran aksinya memenuhi undangan dialog dari American Jewish Committee (AJC) Global Forum untuk datang ke Israel pada Juni 2018.
Dalam bidang politik, Gus Yahya pernah menduduki jabatan penting di pemerintahan. Pada masa kepemimpinan Presiden ke-4 RI, Gus Yahya pernah menjabat sebagai juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid.
Kemudian pada 31 Mei 2018, ia dilantik menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) oleh Presiden Joko Widodo hingga tahun 2019.
Editor: Ainun Najib