Kisah Allin Alya Yasmin, Anak Guru Paud di Gunungkidul Diterima 7 Universitas Luar Negeri

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Kisah Allin Alya Yasmin anak guru paud asal Gunungkidul diterima di 7 universitas luar negeri, patut dijadikan inspirasi. Meski dari keluarga biasa dia mampu berprestasi.
Sejak kecil bocah kelahiran 26 Februari 2005 ini selalu berprestasi. Puteri dari Siti Widiyaningsih (46) warga Dusun Budegan II, Kalurahan Piyaman, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul ini lulus SMP dan melanjutkan di SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo. Setelah lulus SMA dia mendapat beasiswa Indonesia Maju dari Kementerian Riset Teknologi dan LPDP.
Saat ini, Allin diterima di 7 universitas di luar negeri, yakni University of Toronto Canada, Monash University Australia, Curtin University Australia, University of Western Australia, Wageningen University Belanda, University of British Columbia Canada dan Hong Kong University Of Science And Technology.
Menurut Allin dia mengikuti program beasiswa LPDP karena terinspirasi kakak kelasnya sewaktu SMA. Saat itu ada yang diterima di 11 universitas di luar negeri. Oleh karena itu, dia akhirnya memutuskan mencoba mendaftar beasiswa ke luar negeri.
"Saya kemudian mencoba mendaftar di tujuh universitas, dan Alhamdulillah diterima," tuturnya usai pamitan dengan Bupati Gunungkidul Sunaryanta di ruang kerja Bupati, Kamis (31/8/2023).
Allin mengatakan, sebenarnya alokasi LPDP tersebut bisa mendaftar di delapan universitas di luar negeri. Namun hanya mendaftar di tujuh universitas karena hendak berjaga-jaga jika memang tidak diterima, masih ada cadangan universitas lagi.
Allin akhirnya memilih University of Toronto Canada, meski awalnya memilih kuliah di Hongkong University Of Science And Technology. Setelah mencermati referensi yang ada, dia mantap kuliah di University of Toronto Canada.
Kuliah di luar negeri merupakan mimpinya sejak kecil. Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, namun dia bersyukur ada program beasiswa dari pemerintah sehingga bisa kuliah di luar negeri.
"Sejak dulu saya memang punya cita-cita untuk kuliah di luar negeri. Saya aktif mencari informasi tentang beasiswa dan kakak kelas juga memberitahu," kata dia.
Untuk masuk di SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, dia harus menjalani proses seleksi. Mulai dari tes tertulis Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan matematika. Selain itu juga ada wawancara dan juga home visit, tes kesehatan dan psikotes psikologis SMA.
"Saya di SMA unggulan 3 tahun termasuk asrama makan biaya hidup sehari-hari kemudian kebutuhan pribadi gratis,” katanya.
Allin berniat untuk memperkenalkan budaya Indonesia di luar negeri. Selama ini belum banyak yang mengenal dan mengetahui keberadaan Indonesia itu sendiri.
Ibunda Alin, Siti Widiyaningsih mengatakan, sejak SMP anak sulung dari dua bersaudara ini bercita-cita bersekolah yang ada asramanya. Dirinya sempat ragu mewujudkan keinginan anaknya karena hanya singgle parent dan guru PAUD serta TPA. Tentu hal ini menyulitkan kondisi ekonominya.
“Beruntung waktu itu ada sosialisasi dari Arsa Foundation tentang beasiswa bagi para siswa. Hingga akhirnya Allin mengikuti proses seleksi dan diterima,” katanya.
Siti berharap anaknya bisa menjaga diri dan membawa nama baik Indonesia. Sejak kecil, Allin dikenal cerdas dan selali berprestasi dari SD sampai SMA.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, hari ini dia menerima Allin putri asli Gunungkidul. Meskipun orang tuanya bukan dari kalangan berada namun bisa kuliah di luar negeri.
"Saya katakan bahwa anak-anak bisa jadi penerus. Jangan pernah minder ataupun berkecil hati," tutur dia.
Editor: Kuntadi Kuntadi