Kisah Eyang Bintulu Aji, Pemeluk Islam yang Jadi Penjaga Wahyu Gagak Emprit

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Di Gunungkidul ada sebuah petilasan yang selalu ramai dikunjungi warga. Petilasan yang berada Dusun Jamburejo, Kalurahan Sodo, Paliyan ini diyakini sebagai makam Eyang Bintulu Aji.
Eyang Bintulu Aji dikenal sebagai sosok bangsawan yang linuwih (sakti) yang bertugas menjaga wahyu kelapa gagak emprit. Wahyu gagak emprit ini tak lepas dari cerita turun-temurun lahirnya Keraton Mataram.
Ya, kisah Keraton Mataram tidak bisa lepas dari Kabupaten Gunungkidul. Pada daerah yang dahulu dikenal tandus dan gersang inilah wahyu Keraton Mataram berhasil didapatkan Ki Ageng Pemanahan yang kemudian menasbihkan anak kandungnya, Danang Sutowijoyo sebagai Raja Mataram pertama dengan gelar Panembahan Senopati.
Sejarah wahyu Keraton dalam kelapa muda dengan nama gagak emprit diyakini setelah Ki Ageng Giring menerima bisikan.
Ki Ageng Pemanahan yang bertapa di Kembang Lampir daerah Giri Sekar Panggang datang ke rumah Ki Ageng Giring di Desa Giring. Paliyan justru minum kelapa Gagak emprit yang juga akan diminum Ki Ageng Giring sepulang dari sawah.
Akhirnya Ki Ageng Giring yang menerima bisikan atau isaroh harus menerima kenyataan kalah dari Ki Ageng Pemanahan yang juga saudara seperguruannya.
Padahal kelapa yang ditanam Ki Ageng Giring atas wasiat Sunan Kalijaga itu hanya berbuah sekali saja. Kelapa ini memancarkan sinar putih hingga akhirnya dipetik dan dibawa ke rumahnya. Namun takdir berkata lain, Ki Ageng Pemanahan yang meminum air kelapa tersebut.
Di balik cerita itu muncul seorang tokoh dengan nama Eyang Bintulu Aji. Nama Bintulu Aji begitu kuat menjadi bagian dari sejarah wahyu Keraton Mataram. Dia tokoh yang merawat kelapa gagak emprit hingga hanya berbuah sekalial.
Eyang Bintulu dengan tekun merawat kelapa hingga dia memanggil Ki Ageng Giring untuk segera memetiknya. Kelapa tersebut disebutnya memancarkan cahaya putih yang cukup kuat.
Makam Eyang Bintulu Aji dan juga petilasannya terletak di Dusun Jamburejo, Kalurahan Sodo. Lokasi ini sekitar jarak 1 km sisi timur Makam Ki Ageng Giring.
"Eyang Bintulu Aji tokoh besar yang menjaga wahyu gagak emprit," tutur Wir Ngatiman salah sayu sesepuh di Kalurahan Sodo, Paliyan kepada wartawan.
Menurutnya, Eyang Bintulu Aji merupakan salah satu bangsawan asal Majapahit yang ikut pelarian Brawijaya V dan tiba di Gunungkidul.
Kemudian Bintulu Aji memeluk Islam. Dia menjadi tokoh dipercaya menjaga wahyu Gagak Emprit yang sebelumnya sudah diperkirakan oleh para bangsawan Majapahit ketika melarikan diri di Gunungkidul.
Sebagai pamomong, Bintulu Aji juga tinggal tidak jauh dari rumah Ki Ageng Giring.
"Beliau sangat khusuk beribadah dan seringkali menjalankan sholat di atas lempengan batu di sudut rumah," katanya.
Editor: Ainun Najib