Limbah Cair TPST Piyungan Masih Dibuang ke Sungai, Warga Nekat Cor Pipa Pembuangan
                
            
                BANTUL, iNews.id-Warga Banyakan Kalurahan Sitimulyo Kapanewon Piyungan Bantul kecewa. Persoalan pengolahan limbah cair (lindi) Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan belum juga kelar hingga saat ini. Padahal janji pemerintah akan selesai pada bulan Juli 2022 yang lalu.
Koordinator Banyakan Bergerak, Herwin Arvianto menuturkan, lindi atau limbah cair yang ada di TPST Piyungan ini masih ada yang dibuang ke sungai.
                                    Bahkan kondisi limbah yang dialirkan ke sungai tersebut masih hitam pekat artinya belum diolah dengan baik. "Itu jelas mencemari sungai,"ujar dia, Jumat (23/9/2022).
Pemerintah sebenarnya sudah membangun kolam penampungan dan pengolahan lindi tersebut. Namun sampah saat ini belum sempurna dan masih ada lindi yang mengalir ke sungai di mana air sungainya dimanfaatkan warga untuk irigasi pertanian.
                                    Herwin menuding lindi tersebut sengaja dialirkan ke sungai untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan ketika harus mengolah terlebih dahulu. Di mana kolam penampungan dan pengolahan limbah ada saluran pembuangannya ke sungai. "Iya (dibuang ke sungai) dong. Biar lebih irit," kata Herwin.
Beberapa kali warga sudah melakukan komunikasi ataupun audiensi dengan pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Namun sampai sekarang belum ada solusi yang diberikan oleh pemerintah terkait Lindi TPST Piyungan tersebut dibuang ke sungai.
                                    Pemerintah sendiri beralasan Lindi ini dialirkan ke sungai karena masih menunggu seding bakterinas yang dulu dijanjikan hanya memakan waktu dua bulan. Namun sekarang pemerintah berubah keterangannya. "Ternyata sekarang berubah sampai akhir Desember besok," kata dia.
Seharusnya, jika memakan waktu dua bulan seperti keterangan semula maka tenggat waktu tersebut selesai pada akhir bulan ini. Artinya pengelolaan lindi tersebut sudah bisa dimaksimalkan dan tidak ada yang dibuang ke sungai lagi.
Karena jengah, warga akhirnya menutup aliran limbah cair yang dibuang ke sungai tersebut. Di samping itu, pipa pembuangan keluar juga mereka tutup dengan semen atau dicor agar tidak ada lagi lindi yang dibuang ke sungai. "Pipa keluar yang kami cor dan kui wis coba arep dibuka oleh dinas," kata dia.
Karena itu, warga langsung padatkan cor tersebut agar nanti ketika ambrol maka roboh semuanya. Sehingga antara pemerintah dan warga masyarakat sama-sama mengalami kerugian.
Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) TPST Piyungan, Jito ketika dikonfirmasi belum merespon. Pesan singkat yang dikirimkan melalui nomor pribadinya belum dibalas.
Editor: Ainun Najib