Mahasiswa KKN UNY Ini Ajari Warga Kemiri Purworejo Olah dan Kemas Gula Semut Jadi Lebih Menarik

YOGYAKARTA, iNews.id- Mahasiswa KKN UNY membantu produsen gula di Desa Gedong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Para mahasiswa ini membantu mengolah gula Jawa (gula merah) menjadi gula semut.
Gula semut adalah gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yang bersarang di tanah.
Ketua Kelompok KKN, Diah Widiastutik mengatakan mereka membuat gula semut sebagai salah satu sarana membranding Desa Gedong sebagai produsen gula yang sehat. “Harapannya gula semut ini dapat masuk ke dalam Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes” kata Diah, dalam siaran pers yang diterima iNews.id, Rabu (2/11/2022).
Desa Gedong memang penghasil gula Jawa. Gula ini diolah dari air nira yang didapat dari air perasan batang atau getah tandan bunga pohon kelapa.
Gula Jawa menjadi salah satu andalan Desa Gedong lantaran di daerah ini memang banyak tumbuh pohon kelapa. "Kurangnya inovasi maka banyak produsen gula Jawa di Desa Gedong hanya bertindak hanya sebagai pengepul dan pengolah saja," ujarnya.
Hal ini menjadi perhatian mahasiswa KKN UNY di Desa Gedong yang membantu mengolah gula Jawa menjadi gula semut. Mereka juga mengajari cara mengemas gula semut menjadi lebih menarik agar mudah dipasarkan.
Salah satu produsen gula Jawa, Sudrajat menyebut banyak produsen gula Jawa yang belum bisa melakukan inovasi produk. Salah satu faktornya adalah keterbatasan SDM yang bisa mengolah gula Jawa menjadi produk olahan yang lain.
Selain itu kurangnya relasi dalam pemasaran karena sudah terbiasa gula Jawa dijual ke pengepul. “Ketidakstabilan harga di pasaran dan kurangnya inovasi produk menjadi permasalahan bagi pelaku usaha gula Jawa di desa ini” ujarnya.
Mahasiswa KKN lainnya, Dimas Cahya Andriantopo menyebut pembuatan gula semut diawali dari pengambilan air nira dari pohon kelapa yang diambil secara berkala supaya menghasilkan air nira kelapa murni yang segar.
Kemudian siapkan alat seperti tungku, kayu bakar, dan wajan. "Proses perebusan air nira hingga air berubah warna dan mengental. Untuk proses ini diperlukan api dalam kondisi stabil untuk meminimalisir kegagalan dalam proses produksi," ujarnya.
Proses pengadukan dilakukan ketika air nira sudah mulai mengental dan berkurang kapasitas airnya, lalu turunkan wajan dari tungku dan masih dilanjutkan proses pengadukan.
Proses pengadukan ini terus dilakukan sampai gula kental berubah menjadi gumpalan kering lalu gilas menggunakan batok kelapa hingga gula menjadi halus seperti bubuk kristal.
Kemudian diayak menggunakan ayakan yang memiliki lubang sedikit rapat guna menghasilkan bubuk gula halus.
"Langkah terakhir yaitu pengemasan, di mana bubuk gula semut dimasukkan ke dalam kemasan pouch 250 gram yang sebelumnya sudah dibuat dengan desain sendiri. Kemudian di-pres menggunakan alat sealer press," ujarnya.
Dennise Indrya, mahasiswa KKN lainnya mengatakan, gula semut ini mengandung berbagai kandungan seperti Thiamin (Vitamin B1), Riboflavin (Vitamin B2), Nicotinic Acid (Vitamin B3), Pyridoksin (Vitamin B6) kemudian Ascorbic Acid, Kalsium dan Niacin.
“Thiamin memperkuat sistem syaraf dan otot sedangkan riboflavin memperbaiki sistim kerja jaringan dan saluran pencernaan tubuh serta menghasilkan antibodi,” ucap mahasiswa prodi Pendidikan IPA ini.
Berdasarkan kandunganya itulah gula semut diyakini dapat mencegah berbagai penyakit seperti rematik, flu dan ashma. Kemudian bisa menciptakan sistem imunitas, memperkokoh tulang dan sendi, melancarkan peredaran darah, dan membantu kesehatan kulit, sistem syaraf serta sistem pencernaan.
Karya mahasiswa KKN UNY ini mendapat apresiasi warga. Salah satunya dari mantan Lurah Gedong, Sudaryanto. Dia menyebut gula semut sebagai pemanis dalam teh lebih enak dan manis jika dibandingkan dengan gula Jawa maupun gula pasir.
“Mungkin lantaran bubuknya mudah larut maka gula semut ini lebih efisien. Harapannya kami inovasi ini mampu meningkatkan perekonomian warga," ujarnya.
Editor: Ainun Najib