get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif ke Malioboro Jogja yang Nyaman dan Terjangkau

Makan Lesehan di Malioboro dengan Harga Tak Wajar, Ini Kata Netizen

Rabu, 26 Mei 2021 - 17:47:00 WIB
Makan Lesehan di Malioboro dengan Harga Tak Wajar, Ini Kata Netizen
malioboro (ilustrasi: iNews.id)

YOGYAKARTA, iNews.id – Menikmati makan lesehan di kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta kembali menjadi sorotan publik. Sebuah akun Instagram, mengunggah makan pecel lele dengan harga fantastis, seharga Rp37.000.

Video ini diunggah oleh akun cethul.22 yang bersisi keluhan wisatawan. Dalam unggahan ini ada seorang perempuan yang berkunjung ke Malioboro. Perempuan bermasker ini menyampaikan suasana malam di Malioboro sambil berjalan. 

Dalam video pendek tersebut, disebutkan untuk makan pecel lele dan lalapan serta sambel harus merogoh uang Rp37.000. Jika dihitung, untuk lele harganya Rp20.000, nasi Rp7.000 serta  lalapan dan sambal Rp10.000.  

“Okelah pecel kalau  Rp2.000, ternyata gaes mau ada lalapan dan sambel harus nambah Rp10.000. Setahu gue kan beli pecel lele sudah include lalapan, lha ni enggak,” kata perempuan dalam video berdurasi 1 menit tersebut yang di posting hari ini, Rabu (26/5/2021).

Hingga sore ini, video tersebut sudah ditonton 8.902 warganet. Berbagai komentar pro dan kontra muncul di akun tersebut. di satu sisi ada yang menyarankan ada tindakan nyata kemudian juga daftar harga. Namun di sisi lain masih mengatakan harga masih wajar di objek wisata.

Sementara anggota Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta Baharudin Kamba mengatakan, fenomena "nuthuk' (menaikkan harga tidak wajar) makanan  sudah sering terjadi. Khususnya pada momentum hari libur seperti libur Lebaran.

“Ini semacam penyakit tahunan yang kerap terjadi dan hingga saat ini tidak ada efek jera karena terjadi lagi dan lagi,” kata Kamba. 

Kamba berharap ada sanksi tegas kepada pedagang seperti ini. Minimal dilakukan penutupan sementara, agar tidak ada kejadian serupa. 

“Bahkan kalaupun ditutup secara permanen bisa jadi yang jualan bukan pelaku. Namun yang nuthuk adalah kerabatnya atau bisa juga warungnya dijual ke orang lain,” katanya.

Kamba mengatakan, nuthuk harga ataupun nuthuk tarif akan merusak citra Kota Yogyakarta sebagai kota wisata. Sanksi tegas harus dilakukan, seperi mencabut bantuan sosial yang diberikan. 

“Petugas Satpol PP dan juga Jogoboro harus responsif terhadap aduan atau keluhan dari warga. Karena selama ini aduan maupun keluhan warga lebih banyak disampaikan di media sosial,” katanya. 

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut