UGM Periksa Dugaan Munculnya Varian Baru Covid-19 di DIY
YOGYAKARTA, iNews.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) segera melakukan surveilans genom untuk melacak kemungkinan munculnya virus Covid varian baru di DIY. Kegiatan ini akan dilakukan Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM.
"Pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) mungkin baru bisa pekan depan untuk DIY," kata Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM dr Gunadi saat dihubungi di Yogyakarta, Selasa (25/5/2021).
Pokja Genetik UGM, kata Gunadi, telah mendapatkan laporan dari sejumlah otoritas kesehatan, termasuk Dinkes DIY mengenai temuan kasus Covid-19 yang memenuhi kriteria untuk diprioritaskan dilakukan WGS.
Dia menyebut ada enam kriteria yang ditentukan Kemenkes, antara lain kasus penularan Covid-19 terjadi secara cepat, orang terinfeksi meski sudah divaksinasi. Kemudian penularan pada kelompok tidak rentan seperti anak-anak, orang yang baru mendarat dari luar negeri, munculnya kasus reinfeksi, serta kasus kematian Covid-19 dengan komorbid penyakit menular lain seperti HIV.
"Sudah ada kriteria WHO yang diadopsi Kemenkes yang menjadi prioritas untuk di-surveilans genomik guna menangkap kemungkinan DIY ada varian baru," kata dia.
Kendati demikian, menurut dia, saat ini Pokja Genetik UGM masih fokus membantu Balitbangkes Kemenkes melakukan pemeriksaan genomik terhadap sampel tenaga kesehatan di RSUD Cilacap, Jawa Tengah, yang tertular Covid-19 dari ABK Filipina.
Dari 12 sampel yang ditangani Pokja UGM, diperkirakan hasilnya baru muncul sepekan kemudian. "Kami bantu Balitbangkes karena kalau semua ke Jakarta, kejauhan, oleh Kemenkes dibagi supaya lebih cepat hasilnya," kata dia.
Dengan demikian, ia memastikan bahwa hingga saat ini belum terdeteksi virus SARS-CoV-2 varian baru di DIY karena belum ada pemeriksaan genomik.
"Salah satu pejabat di Sleman mengatakan mungkin sudah ada (varian baru) tapi beliau mengatakan belum tahu karena belum dilakukan genom squencing artinya beliau masih berhipotesis karena kan langsung banyak kematian," kata dia.
Editor: Ainun Najib