Marahnya Pangeran Diponegoro ketika Hukum Eropa Diterapkan hingga Berujung Perang

Ketidakpuasan penduduk Jipang terlihat, sehingga pada akhirnya memberikan dukungan untuk pemberontakan saudara ipar Pangeran Diponegoro, Raden Tumenggung Aria Sosrodilogo, pada ketiga Perang Jawa 1827 - 1828.
Pemerintah Inggris yang hanya mau mempertahankan pejabat - pejabat dari tingkat subdistrik yakni demang, camat, mantri desa ke bawah.
Hal ini membuat bupati lalu kehilangan jabatan. Kebanyakan mereka memilih kembali ke Yogyakarta dan sekedar bertahan dengan kehidupan yang miskin.
Keluhan - keluhan dari pejabat yang dipecat inilah yang sering disebut bupati dhongkol, menyebabkan banyak dari mereka bergabung dengan Pangeran Diponegoro pada 1825, untuk menghimpun kekuatan. Pemberlakuan perjanjian yang memberatkan penduduk lokal kian membuat terjepit.
Pada perjanjian di pasal delapan disebutkan semua orang asing dan orang Jawa yang lahir di luar wilayah kerajaan, akan diperlakukan menurut hukum pemerintah kolonial. Sebenarnya klausul ini dirancang untuk maksud baik, yakni melindungi etnis Tionghoa.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto