Nikah Bareng Estafet Diikuti Lima Pasangan di Bantul

BANTUL, iNews.id - Lima pasangan mengikuti Program Nikah Bareng Estafet di KUA Kecamatan Sewon Bantul. Nikah bareng ini dalam rangka bulan Pancasila dan recovery Pandemi yang digelar dengan protokol kesehatan ketat.
"Nikah Bareng Estafet ini adalah pernikahan yang dilakukan secara bergiliran atau diestafetkan tiap jam agar bisa terjaga protokol kesehatannya," kata Ketua Panitia Nikah Bareng Estafet, Ryan Budi Nuryanto di sela kegiatan di KUA Sewon, Bantul, Selasa (8/6/2021).
Nikah Bareng Estafet bertema 'Pancasila Satukan Hati, Bangkit Bersama Melawan Pandemi' yang digelar selama sebulan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan ini terbuka umum dan untuk pembukaan nikah bareng pada Selasa (8/6) diikuti lima pasang pengantin.
"Seperti halnya Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya yang harus diestafetkan dari generasi ke generasi, yaitu manten ke keluarga, masyarakat dan anak cucunya. Dan pada nikah bareng ini peserta termuda, menengah hingga lansia yang disatukan oleh momentum Pancasila," katanya.
Lima pasang manten itu antara lain, Mujiono (40), tuna netra warga Sewon, Bantul dengan Dewi Susilowati (30), tuna daksa dengan kursi roda, warga Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, selanjutnya Slamet Riyadi (40) warga Kalideres, Jakarta Barat dengan Murwanti (39) warga Moyudan, Kabupaten Sleman.
Kemudian Budiman (51), warga Magelang, Jawa Tengah dengan Endang Puji (46) warga Magelang, Jawa Tengah. Dan Wagimin (71) warga Sewon, Kabupaten Bantul dengan Waginem (56) warga Sewon, Bantul, serta Saniyanto (62) warga Sayegan, Sleman dengan Daliyem (67) warga Kasihan, Bantul.
Prosesi pernikahan diawali dengan para peserta nikah bareng dirias lalu dikirab memasuki halaman KUA Sewon Bantul dengan 'cucuk lampah' (tradisi pernikahan adat Jawa sebagai simbol tolak bala bagi pengantin dan keluarganya) dua mayoret perias wanita muda diiringi lagu nasional.
Selama prosesi dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan mulai dari pengecekan suhu, memakai masker, hand sanitezer dan sarung tangan oleh tim PMI Bantul, dilanjutkan pemeriksaan GeNose oleh dokter bersama para penghulu dan saksi manten secara bergantian.
"Hal ini adalah yang pertama di Indonesia bahkan di dunia, karena dilakukan di tempat penerapan protokol kesehatan dan tes GeNose untuk menikah secara langsung," kata Ryan yang juga Ketua Forum Taaruf Indonesia (Fortais) Sewon Bantul tersebut.
Editor: Ainun Najib