Kisah Keberanian Rasulullah SAW dalam Perang Hunain
JAKARTA, iNews.id - Perang Hunain terjadi pada bulan Syawal tahun 8 Hijriah atau 630 Masehi. Perang hunain ini mengisahkan keberanian dan kepahlawanan Rasulullah SAW dalam memimpin dan menghadapi musuh.
Saat itu, Nabi Muhammad SAW bersama 10.000 kaum muslimun baru saja menaklukkan kota Makkah. Setelah Rasulullah Saw selesai dari membuka kota Mekah dan membenahi urusannya serta mayoritas penduduknya telah masuk Islam, lalu Rasulullah Saw membebaskan mereka. Setelah itu sampailah berita kepada Rasulullah Saw bahwa orang-orang Hawazin telah mempersiapkan bala tentara untuk memeranginya di bawah pimpinan amir mereka (yaitu Malik ibnu Auf An-Nadri) dengan dibantu oleh semua orang Saqif. Bani Jusym.
Bani Sad ibnu Bakr, dan beberapa puak dari Bani Hilal yang jumlahnya tidak banyak, serta sejumlah orang dari kalangan Bani Amr ibnu Amri dan Aun Ibnu Amir.
Mereka datang membawa kaum wanita, anak-anaknya, dan semua ternak kambing serta ternak lainnya milik mereka; mereka datang dengan segala sesuatunya tanpa ada yang ketinggalan.
Rasulullah Saw berangkat untuk menghadapi mereka dengan pasukannya yang terdiri atas orang-orang yang ikut bersamanya dalam membuka kota Mekah. Jumlah mereka terdiri atas 10.000 personel dari kalangan kaum Muhajirin dan kaum Ansar serta kabilah-kabilah Arab lainnya.
Ikut bergabung dengan pasukan Nabi Saw orang-orang yang telah masuk Islam dari kalangan penduduk Mekah yang disebut sebagai kaum Tulaqa (orang-orang yang dibebaskan), mereka berjumlah 2.000u orang.
Rasulullah Saw lalu membawa mereka menuju daerah musuh. Akhirnya mereka bersua di Lembah Hunain, yaitu sebuah lembah yang terletak di antara Mekah dan Taif. Pertempuran terjadi di lembah itu pada pagi-pagi benar, yaitu di saat pagi buta (hitam).
Mereka menuruni lembah itu. sedangkan orang-orang Hawazin telah memasang perangkap buat pasukan kaum muslim. Ketika kedua pasukan saling berhadapan, maka pasukan kaum muslim merasa terkejut karena mereka dibokong secara mendadak.
Musuh melempari mereka dengan anak-anak panahnya, dan mereka menghunus pedangnya masing-masing, lalu secara beramai-ramai menyerang pasukan kaum muslim, sesuai dengan perintah raja mereka.
Editor: Kastolani Marzuki