Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kota Jogja Segera Dituntaskan
Dana itu juga digunakan guna pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kuliner dan budidaya tanaman dengan sasaran 19 kelompok di 12 kelurahan dan dua kelompok di tingkat kecamatan, termasuk pelatihan batik dan kesenian untuk enam kelompok.
"Seluruh pekerjaan atau program yang dibiayai dengan dana CSR ditargetkan tuntas pada akhir tahun. Total dana CSR yang sudah kami salurkan tahun ini mencapai Rp1,32 miliar. Dana disalurkan untuk berbagai program di kota dan kabupaten di DIY,” kata Suroso.
Menurutnya, dana CSR adalah bentuk tanggung jawab perusahaan untuk ikut terlibat dalam program pembangunan, khususnya di Kota Yogyakarta. Harapannya. dana CSR pada 2023 bisa terus bertambah sehingga pemanfaatannya pun akan lebih luas.
Sementara itu, salah satu penerima bantuan Supri mengaku senang karena rumahnya yang terletak di Kelurahan Keparakan diperbaiki sehingga kondisinya jauh lebih baik.
“Dulunya hanya gedek (anyaman bambu) namun sekarang sebagian sudah memakai batako. Kami yang tinggal merasa lebih aman,” ujarnya.
Tak hanya dinding, perbaikan juga dilakukan dengan mengganti atap yang bocor. Proses perbaikan ini dilakukan dalam waktu sekitar satu bulan.
Untuk diketahui di awal 2022 jumlah rumah tidak layak huni di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 2.187 unit dengan sebaran paling banyak berada di Kecamatan Tegalrejo. Diharapkan pada akhir tahun ini jumlahnya tinggal 1.500 unit.
Editor: Ainun Najib