Pesta Seks di Homestay Dibongkar, Polda DIY Amankan 12 orang
SLEMAN, iNews.id – Kepolisian Daerah (Polda) DIY berhasil mengungkap pesta seks yang melibatkan 12 orang di sebuah homestay di Desa Congdongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus itu.
“Semuanya ada 12 orang yang kami amankan dan mereka merupakan pasangan-pasangan,” kata Direktur Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol Hadi Utomo dalam jumpa pers di Mapolda DIY, Kamis (13/12/3018).
Saat dilakukan penggerebekan pada Selasa (12/12/3018) malam, kata Hadi, baru satu pasangan yang melakukan hubungan badan. Lima pasangan lain hanya melihat adegan tersebut. Mereka ada yang berstatus suami istri, namun ada juga yang tidak memiliki ikatan pernikahan.
Saat ini, penyidik masih melakukan pendalaman kasus dengan mrminta keterangan dari ke-12 orang. Penyidik belum mendapatkan alasan pasti penyelenggaraan pesta seks ini, termasuk motif dari para pelaku terlibat.
“Kami masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan, termasuk motifnya apa akan kami tanyakan. Mereka akan dijerat dengan tindak pidana pencabulan,” katanya.
Hadi mengatakan, penggerebekan pesta seks dilakukan setelah Tim Cyber menemukan ada indikasi mengenai sejumlah orang dengan perilaku seks menyimpang di sebuah media sosial. Dalam postingan itu, ada orang yang menawarkan untuk melihat secara langsung pasangan berhubungan intim. Sebagai kompensasinya, yang ingin menyaksikan harus membayar sejumlah uang.
“Jadi mereka yang melihat hubungan inti membayar sejumlah uang kepada penyelenggara,” katanya.
Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto menambahkan, belum bisa mengungkap identitas atau inisial ke-12 orang ini ke publik karena masih dalam tahap penyelidikan. Namun, dia memastikan mereka sudah lama tinggal dan bermukim di DIY. “Lokasinya di sebuah homestay yang ada di Sleman,” tuturnya.
Selain mengamankan 12 orang, petugas juga menyita barang bukti berupa sejumlah uang. Kemudian, botol minuman keras, pakaian dalam, alat kontrasepsi dan sejumlah telepon seluler (ponsel).
Editor: Maria Christina