Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Laporkan Ancaman Pembunuhan oleh Peneliti BRIN ke Polisi

YOGYAKARTA, iNews.id- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY melaporkan dugaan ancaman pembunuhan warga Muhammadiyah ke polisi. Laporan ini buntut komentar di Facebook oleh akun yang diduga milik peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) atas nama Andi Pangerang Hasanuddin (AP Hasanuddin).

Kasus ini berawal dari adanya postingan di akun Facebook Thomas Djamaludin pada Minggu (21/04/2023) yang memberikan pandangannya terkait perbedaan metode penetapan pelaksanaan Lebaran 2023 antara Muhammadiyah dan pemerintah.

Baca Juga

Ternyata Ini Alasan PPP Dukung Ganjar Pranowo sebagai Capres

Dari postingan itu, Andi merespons dengan memberikan pernyataan pada kolom komentar, yang kemudian komentar tersebut dianggap bernada ancaman hingga akhirnya viral di media sosial.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari gema pembebasan? Banyak bacot emang!!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan!!! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," demikian pernyataan Andi di Facebook.

Baca Juga

PPP Resmi Umumkan Ganjar Pranowo sebagai Bakal Capres 2024

Melalui keterangan tertulis yang ditandangani oleh Wakil Ketua, Sapardiyono, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY mengambil sikap dengan melaporkan AP Hasanuddin kepada Polda DIY, Selasa (25/4/2023) kemarin.

PWM DIY Meminta Polda DIY agar transparan, objektif dan profesional dalam menindaklanjuti laporan tersebut.

Baca Juga

Ini Nama-Nama Bakal Capres yang Muncul dalam Rapimnas PPP di Jogja

PWM juga meminta seluruh warga Muhammadiyah di DIY agar menjaga situasi tetap kondusif dan tidak terprovokasi dengan berbagai hal yang dapat memecah belah ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah.

"Bahwa Pimpinan Wilayah Muhammadiyah menyerahkan sepenuhnya persoalan hukum ini kepada Kepolisan Daerah Istimewa Yogyakarta agar warga Muhammadiyah mendapatkan perlindungan hukum dan keadilan," kata Sapardiyono.

Editor: Ainun Najib