Polarisasi Kian Meruncing, Aktivis 98 Ingatkan Elite untuk Tak Memainkan Gimik Politik

Dia juga meminta kepada elite politik untuk menghentikan gimik politik yang sering mereka mainkan. Elite politik atau yang digadang jadi calon presiden membuat kegiatan makan mie ayam di warung pinggiran atau berpura-pura jadi sopir angkot atau pura-pura menanam padi saat hujan deras.
Gerakan seperti itu menurutnya tidak perlu dilakukan karena esensinya tidak ada. Elit politik harusnya menjadi sosok yang bisa mempersatukan kembali polarisasi-polarisasi yang kini sudah ada dan kian meruncing.
Gerakan Perkumpulan Indonesia Muda akan mereka mulai dari Yogyakarta. Yodhisman mengungkapkan alasan mengapa memilih Yogyakarta sebagai kota pertama. Karena Yogyakarta adalah miniaturnya Indonesia di mana sebetulnya di Yogyakarta ini ada karisma terjadi.
"Di mana orang datang untuk belajar dari mana-mana, di samping juga sebagai kota perjuangan," kata dia.
Ketua PIM DIY Nanang Hartanto mengatakan, PIM ini lahir dari teman-teman yang melihat kondisi bangsa saat ini.
"Semoga dari Jogja ini lahir pemikiran-pemikiran yang bisa berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini," ujar Ketua Kongres Advokasi Indonesia (KAI) DIY ini.
Sementara itu dalam diskusi yang digelar PIM ini mengambil tema Polarisasi Politik dan Kemajuan Bangsa. Bertindak sebagai narasumber pengamat politik Arif Nurul Iman, Sastrawan Eko Triono, Nanang Hartanto dan moderator Herry Mardianto.
Editor: Ainun Najib