Republik Vanuatu, Negara Kecil yang Hobi Usik Indonesia soal Papua

Negara tersebut kini dipimpin Perdana Menteri Bob Loughman. Seperti pendahulunya, Charlot Salwai, Bob Loughman dikenal sebagai pendukung Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri.
Vanuatu pertama kali dihuni oleh orang-orang Melanesia. Orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau-pulau itu adalah ekspedisi Spanyol yang dipimpin oleh navigator Portugal Fernandes de Queirós, yang tiba pada tahun 1606. Sejak monarki Portugal dan Spanyol disatukan di bawah raja Spanyol pada tahun 1580, Queirós mengeklaim kepulauan itu untuk Spanyol atau menjadi wilayah koloni Spanyol. Queiros kala itu menamakan wilayah itu dengan nama La Austrialia del Espíritu Santo.
Pada tahun 1880-an, Prancis dan Inggris ikut mengeklaim bagian-bagian dari kepulauan itu. Pada tahun 1906, mereka menyetujui suatu kerangka kerja untuk mengelola bersama kepulauan tersebut sebagai Hebrides Baru melalui kondominium Anglo-Prancis.
Sebuah gerakan kemerdekaan muncul pada tahun 1970-an, dan Republik Vanuatu didirikan pada tahun 1980. Setelah merdeka, negara ini diakui menjadi anggota PBB dan masuk Forum Kepulauan Pasifik.
Indonesia sejatinya selalu membuat hubungan baik dengan Vanuatu. Pada April 2015, yakni ketika negara itu dilanda bencana angin topan, Indonesia mengirim bantuan termasuk sejumlah relawan untuk membantu para korban.
Tak jelas apa motivasi Vanuatu kerap intervensi urusan dalam negeri Indonesia, dalam hal ini soal Papua Barat. Namun, negara itu kerap menuduh pihak berwenang Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Papua Barat.
Editor: Ainun Najib