Sebelum Meninggal, Kondisi Buya Sudah Membaik Alat Bantu Pernapasan Sudah Dilepas.
SLEMAN, iNews.id -Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping menyatakan sebelum meninggal, kondisi Buya Syafi'i Maarif sebenarnya sudah membaik. Alat bantuan pernapasan sudah dilepas dan sudah mulai mobilisasi.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Evita Devi Nur Rahmawati mengungkapkan Buya dirawat di rumah sakit tersebut selama 14 hari. Sebenarnya Buya sudah mengalami perkembangan yang cukup baik setelah melalui berbagai perawatan.
"Itu ditandai dengan mulai dilepasnya oksigen,"tutur dia.
Evita menjelaskan beberapa hari sebelum meninggal doktet mulai melepas oksigen secara pelan. Di samping itu, Buya juga sudah mulai mobilisasi sudah mulai fisioterapi, bahkan mereka sudah merencanakan untuk memulangkannya.
Namun, dikatakan Evita, Byua kembali mengeluhkan nyeri dada dan sesak nafas kembali pada Kamis (26/5/2022) sore. Dan ternyata Buya mengalami serangan jantung lagi.
"Kami akhirnya melakukan tindakan sesuai SOP. Selepas itu, semalaman memang Buya sudah mengeluhkan merasa tidak nyaman,"ujar dia.
Dan Jumat pagi, Buya mengalami henti jantung. Pihaknya langsung melakukan resusitas, pengobatan dan resusitasi jantung dan paru selama kurang lebih 1 jam. Upaya mereka nampaknya berhasil karena denyut nadi kembali ditemukan.
Beberapa saat kemudian serangan jantung kembali terjadi. Karena memang kondisi sumbatan yang juga sudah berat sehingga henti jantung itu kembali terjadi 40 menit setelahnya di ruang ICCU.
"Kami kembali melakukan resusitasi. Namun tidak dapat mengembalikan seperti sebelumnya. Sehingga kami menyatakan beliau meninggal dunia pukul 10.15 WIB,"ujarnya.
Evita menambahka Buya telah menjalani perawatan di rumah sakit sejak Sabtu (14/5/202) sore. la dirawat setelah mengalami sesak napas. kondisi Buya saat masuk adalah serangan jantung yang kedua ya.
"Jadi sebelumnya memang sudah mengalami serangan jantung,’ ujar Evita.
Disampaikan Evita, kondisi Buya sendiri sebenarnya sudah bisa kembali membaik. Mengingat kontrol rutin yang Buya jalani dengan sangat patuh juga dengan obat. Hingga akhirnya pada serangan jantung yang kedua, kata Evita, pihaknya langsung membuat tim medis untuk secara intensif melakukan perawatan kepada beliau.
Bahkan untuk menangani Buya, tim medis RS PKU Muhammadiyah juga dibantu dengan tim dokter kepresidenan (dokpres). Mereka kemudian melakukan koordinasi juga seperti dengan tim dokpres.
"Akhirnya memang diputuskan untuk dilakukan tindakan berupa kateterisasi jantung di sini,’ tuturnya.
Lanjut Evita, kemudian setelah dilakukan kateterisasi jantung ternyata hasilnya me pembuluh darah jantung Buya sudah sulit untuk ditangani. Dalam hal ini akibat sumbatannya terlalu banyak dan terlalu keras.
"Dan memang sudah sulit untuk dilakukan pemasangan ring ataupun dilakukan suatu operasi bypass. Kita memutuskan untuk dilakukan pengobatan yang optimal dulu gitu," katanya.
Editor: Ainun Najib