get app
inews
Aa Text
Read Next : Marak Kendaraan Mogok Usai Isi BBM, Polisi Sidak Sejumlah SPBU di Jatim

Siasati Harga Kedelai yang Tinggi, Perajin Tahu Kulonprogo Perkecil Ukuran

Senin, 03 Oktober 2022 - 22:27:00 WIB
 Siasati Harga Kedelai yang Tinggi, Perajin Tahu Kulonprogo Perkecil Ukuran
Perajin tahu di Desa Ngentakrejo, Kabupaten Kulonprogo. (Foto : Antara)

KULONPROGO, iNews.id - Para perajin tahun di Desa Ngentakrejo dan Tuksono, Kabupaten Kulonprogo memperkecil ukuran tahu. Langkah ini dilakukan untuk mensiasati tingginya harga kedelai yang mencapai Rp13.000 per kilogram. 

Suhadi salah satu  Perajin tahu Desa Ngentakrejo mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi (BBM) sangat terasa bagi pembuat tahu.

Kenaikan BBM menyebabkan harga kedelai dari sebelumnya Rp9.500 per kilogram, sekarang Rp12.800 per kilogram dibayar tunai sedang harga kedelai dengan pembelian sistem utang bisa Rp13.000 per kilogram.

"Untuk menyiasati kenaikan harga kedelai dampak kenaikan harga BBM, kami terpaksa memperkecil ukuran ukuran tahu. Hal ini dikarenakan pembeli maunya murah, tidak perduli harga kedelai mahal," kata Suhadi, Senin (3/10/2022).

Suhadi mengatakan permintaan tahu juga turun. Sebelum kenaikan harga BBM, dirinya bisa memproduksi satu kuintal kedelai per hari, saat ini hanya memproduksi 70 kilogram.

"Permintaan atau daya beli masyarakat turun, juga berdampak pada permintaan tahu di pasar. Saya jual tahu di Pasar Bantul," katanya.

Perajin tahu Desa Tuksono Dawud mengatakan saat ini, harga kedelai Rp13.000per kilogram. Menurut dia, naiknya harga kedelai ini membuat dirinya dan perajin tahu lainnya mengecilkan ukuran tahu dan tetap dijual dengan harga yang sama.

"Pilihannya itu, sekarang ukurannya kami kecilkan, tapi harga tetap sama," katanya.

Langkah mengecilkan ukuran ini dinilai lebih aman dibandingkan menaikkan harga jual tahu. Ia khawatir bila harga jual tahu dinaikkan, konsumen bisa lari. Harga tahu sendiri sekarang berkisar Rp500 sampai Rp1.000 per pcs.

"Kalau harga tahu ikut-ikutan dinaikkan, pasti konsumen protes. Apalagi sekarang saya sudah mengurangi produksi dari sebelumnya bisa 1,5 kuintal kedelai per hari, sekarang di bawah satu kuintal. Jadi bagaimana caranya biar tetap bisa dijual," katanya.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut