get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Pos Polisi di Yogyakarta Dilempari Molotov dan Batu

SMA Kolese De Britto Yogyakarta, Sekolah Unik yang Bolehkan Siswa Gondrong dan Tidak Berseragam

Selasa, 12 Juli 2022 - 20:30:00 WIB
SMA Kolese De Britto Yogyakarta, Sekolah Unik yang Bolehkan Siswa Gondrong dan Tidak Berseragam
Para siswa SMA Kolese De Britto di Yogyakarta yang berambut Gondrong. (Foto : Twitter/Istimewa)

Kebijakan tersebut bukan tanpa alasan. Karena SMA Kolese De Britto memiliki spirit kebebasan untuk menjadi pribadi yang bebas. Seragam, rambut gondrong sepatu itu hanya atribut hal utama dan bisa dipilih sejauh membantu sampai tujuan.

Kebijakan tersebut ternyata cara sekolah untuk mendidik siswa dalam mengambil keputusan. Apa pun keputusan yang diambil tentu akan membawa konsekuensi dan harus dipertanggungjawabkan, baik kepada diri sendiri ataupun orang lain.

"Pilihan merdeka anak ini mengajarkan siswa untuk membuat keputusan. Selama ini dibutuhkan untuk membangun leadership," ucapnya.

Tak hanya itu, sekolah ini juga ternyata memiliki ruang kelas yang unik. Meski ada sekat dengan kelas yang lain, namun tembok utuh ruangan hanya berdiri di satu sisi. Sementara bagian depan kelas hanya berdiri tembok atau pagar setinggi 130 cm dan sama sekali tidak ada pintu.

Siswa di dalam kelas bisa melihat lalu lalang orang lain di dalam kelas. Dan orang yang berada di luar kelas juga bisa mengetahui aktivitas apa pun yang berada di dalam ruang kelas, termasuk dengan jelas mendengar suara dari guru yang mengajar.

"Ini desain sejak awal berdiri. Meski kelasnya terbuka tetapi tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, justru malah melatih konsentrasi siswa mengikuti pembelajaran karena terbiasa tidak terganggu dengan aktivitas lain di luar mereka," ujarnya.

SMA Kolese De Britto merupakan sekolah Katolik Yesuit yang berdiri tanggal 19 Agustus 1948 bersamaan dengan sekolah Putra Putri. Namun sekolah putri kini berdiri sendiri yaitu menjadi SMA Stela Duce.

SMA Kolese De Britto awalnya sekolah Kanisius. De Britto merupakan nama Santo Biarawan dari portugal yang tinggal di India dan juga meninggal di negara tersebut.

Sekolah ini menerapkan pola pembelajaran yang menekankan 1L5C, yaitu Leadership, Competen, Conscien, Compation, Consistent dan Comitment. Leadership berkaitan dengan kepemimpinan, competen kecakapan intelektual, consien hati nurani yang benar, compation kepandaian otak, consistent yakni konsisten dalam pendirian dan comitment.

"Ini semua mengerucut ke profil siswa De Britto," katanya.

Sejak awal, De Britto bagian sekolah Yesuit seluruh Indonesia. Selain itu ada SMA Kanisius Jakarta, SMA Unsafa Loyyola Semarang, Lekok Del Arfan Fiel Nabire Papua. Yesuit merupakan serikat Yesus yaitu salah satu ordo dari para pastur di mana di seluruh dunia ada 890 sekolah

Meskipun SMA Kolese De Britto adalah sekolah Katolik, namun ternyata yang nonKatolik cukup banyak. Jika dipersentase, siswa nonKatolik ada sebesar 20-25 persen. Mereka berasal dari pemeluk agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen.

"Tahun ajaran ini semua ada kecuali Konghucu," ucapnya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut