SLEMAN,iNews.id - Cawapres nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin kembali mengungkapkan alasannya menerima pinangan Joko Widodo (Jokowi) di Pemilu 2019. Ada panggilan tugas menjaga keutuhan NKRI yang harus dilakukannya.
Kiai Ma’ruf menuturkan, banyak yang menanyakan mengapa dia mau maju dan dicalonkan sebagai cawapres mendampingi Jokowi. Apalagi saat itu dia telah menjadi Rais Aam PBNU.
Kiai-Santri DIY Deklarasi Menangkan Jokowi-KH Ma'ruf Amin
"Mengapa saya mau? karena Presiden ingin menjaga negara dan saya mau menjaga Nahdlatul Ulama," ujar Kiai Ma’ruf saat menghadiri Istigasah dan Deklarasi Kiai-Santri DIY untuk pemenangan paslon 01, di Mlangi, Sleman, DIY, Kamis (28/3/2019).
Menurutnya, NKRI merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar. Pancasila menjadi titik pertemuan seluruh elemen bangsa dan tanah air. Semuanya sepakat untuk menyepakati Indonesia merdeka.
Sementara Islam Kilafah sejak awal memang ditolak karena tidak masuk dalam kesepakatan. Sejak dahulu warga NU sudah berjuang untuk menjaga NKRI. Sebut saja KH Hasyim Ashari pendiri NU yang tampil melawan penjajah. Dia juga mengeluarkan resolusi jihad yang sifat hukumnya wajib. Hingga akhirnya berhasil melawan penjajah di Surabaya dan dikenal dengan Kota Pahlawan.
"Tapi banyak yang melupakan keberadaan santri. Dan baru di era Presiden Jokowi, ditetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri," katanya.
Selain itu, alasan lainnya karena banyak akidah yang menyimpang dan tafsir yg menyeleweng. Hal ini harus diluruskan agar tidak ada ajaran dan persepsi salah di masyarakat.
Diketahui, nama KH Ma’ruf Amin dipilih langsung oleh Jokowi untuk mendampinginya di Pemilu 2019. NU tidak pernah memaksakan wakil dari ulama karena saat itu banyak usulan nama yang diajukan, Seperti Said Agil, Cak Imin hingga Mahfud MD.
"Presiden Jokowi pilih saya menjadi wakilnya karena merupakan bentuk penghargaan ulama," ucapnya.
Untuk itulah, Kiai Ma’ruf mengajak semua warga NU, baik dari kiai sampai santri untuk mendukungnya maju dalam Pilpres 2019. Dia berharap akan banyak santri-santri yang bisa menduduki jabatan strategis seperti kepala daerah, wakil Presiden maupun Presiden.
"Saya Ingin besarkan santri agar bisa jadi Presiden. Gus Dur itu juga santri," tuturnya.
Editor: Donald Karouw