Tok, 13 Maret Ditetapkan sebagai Hari Jadi DIY

Dalam tradisi Jawa, Ngayogyakarta merupakan nama negara baru yang terdiri atas setengah Bumi Mataram, yang sekaligus juga nama ibu kota negara. Kesamaan ini mengandung makna, ibu kota bukan hanya pusat administratif pemerintahan atau perniagaan, tetapi juga merupakan cerminan dari keseluruhan nagari.
Sementara ungkapan Hadiningrat, mengisyaratkan bahwa secara konseptual dicita-citakan agar nagari ini dapat menginspirasi dunia dengan keindahan, kesempurnaan dan keunggulannya.
Selain itu, tanggal 13 Maret 1755, sekaligus menandai puncak jiwa kemerdekaan yang digelorakan Pangeran Mangkubumi untuk melepaskan diri dari hegemoni kolonialisme Belanda yang membangun sebuah peradaban baru bernama Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Waktu ini juga menyimbolkan persatuan kewilayahan Yogyakarta, karena pada masa ini (Sultan Hamengku Buwono I) wilayah Yogyakarta belum terpecah akibat intervensi kolonialisme," ujarnya.
Peristiwa Hadeging Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini, secara “de jure” sudah memenuhi unsur-unsur yang disyaratkan untuk menjadi sebuah negara yang berbentuk Kasultanan, yaitu pemimpin, rakyat, wilayah dan pemerintahan.
Editor: Donald Karouw