UII Mengaku Belum Komunikasi Lagi dengan Ahmad Munasir sejak Ditemukan di Boston

YOGYAKARTA, iNews.id- Meski keberadaan Ahmad Munasir Rifai Pratama sudah diketahui keberadaannya, pihak Universitas Islam Indonesia (UII) mengaku masih belum menerima kabar terbaru dari dosen informatika tersebut. Hingga saat ini belum ada komunikasi lebih lanjut dengan dosen yang sempat hilang kontak tersebut.
Rektor UII Fathul Wahid mengatakan sampai saat ini belum ada informasi yang baru dari anak buahnya tersebut. Sehingga UII tidak mengetahui kondisi terakhir dari yang bersangkutan.
"Belum ada informasi baru, sama sekali nggak ada. Komunikasi terakhir ya melalui surel itu," katanya ditemui di kampusnya, Sleman, Rabu (8/3/2023) petang.
Fathul mengatakan, komunikasi langsung kampus dan Ahmad terakhir hanya melalui balasan via surel dalam rentang waktu sang dosen ditemukan oleh Konsulat Jenderal New York di Boston, Jumat (24/2) lalu.
Terkait berbagai informasi dari yang bersangkutan, UII sendiri selama ini hanya mengacu informasi tersaring dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk mengetahui kondisi Ahmad.
"Informasi dari Kemlu disampaikan langsung kepada pihak keluarga dan diketahui UII. Kami juga harus meminta izin kepada pihak keluarga untuk menyampaikan informasi tersebut ke publik,"ujarnya.
Dia mengakui UII juga tidak berupaya mengorek informasi lebih jauh menyangkut Ahmad langsung ke pihak keluarga menimbang ranah privasi. Karena menurutnya mereka tidak bisa memaksa seseorang.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid belum bisa memastikan waktu kepulangan Ahmad Munasir Rifai Pratama, dosen informatika yang sempat dinyatakan hilang kontak sepulang dari Norwegia dan ditemukan berada di Boston, AS, Jumat (24/2/2023) lalu.
Pihak kampus juga tidak bisa memaksa pulang, Fathul pun mengungkap alasan Ahmad tak bisa kembali ke Tanah Air untuk saat ini, yakni kondisi kesehatan sang dosen. Dia masih harus menjalani pengobatan.
"Di sana (AS) telah didiagnosis di rumah sakit, ada masalah kesehatan dan harus berobat. Kira-kira seperti itu," kata dia.
Editor: Ainun Najib