Viral Kabut Tebal Selimuti Perairan Selatan Gunungkidul, Ini Penjelasan BMKG
Kepada para nelayan ketika punya jangkauan visibility yang bagus maka bisa melaut. Namun bagi kapal-kapal nelayan tradisional nampaknya akan sulit karena tidak memiliki peralatan yang memadai untuk berlayar di tengah kabur.
"Penerbangan juga. Harus waspada dan harus dipantau terus dari BMKG karena dengan kondisi yang sekarang ini biasanya juga ada imbauan dari BMKG," ujarnya.
Dia menyebutkan kabut adalah semacam awan yang berada di permukaan bumi namun tidak menyebabkan hujan. Hal itu bisa karena kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu mendekati 100 persen. Namun jika menyebabkan hujan biasanya berada lebih tinggi lagi.
Kelembaban saat ini sudah berada di atas 95 persen atau dikatakan sangat lembab. Kemudian suhu udara juga sangat dingin sehingga terjadilah kabut. Kabut tersebut bisa terjadi kapanpun baik siang ataupun malam.
Namun, seiring dengan peningkatan suhu dan munculnya sinar matahari maka kabut ini akan memudar. Kabut ini terjadi karena kondensasi atau titik-titik air yang berada di permukaan bumi karena kelembaban yang tinggi dan suhu yang rendah.
"kabut ini bisa terjadi di mana saja terutama itu di perairan laut selatan," katanya.
Hal ini bisa terjadi pada saat musim kemarau karena sinar matahari yang masuk ke bumi kemudian dipantulkan kembali energinya terlepas semua sehingga suhunya menjadi dingin sekali. Sementara orang Jawa bisanya menyebut bediding.
"Jika suhu udara sangat dingin kemudian di area tersebut kelembabannya cukup tinggi maka bisa memicu terjadinya kabut," ucapnya.
Editor: Nani Suherni