get app
inews
Aa Text
Read Next : Jelang Pemakaman Pakubuwono XIII, Warga Berdatangan ke Kompleks Makam Raja-Raja di Imogiri

Waduh, PPKM Bikin Omzet Pedagang Kuliner Pasar Kebun Empring Turun 60 Persen

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 18:20:00 WIB
 Waduh, PPKM Bikin Omzet Pedagang Kuliner Pasar Kebun Empring Turun 60 Persen
Suasana Pasar Kebun Empring, Bintaran Wetan, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Sabtu (16/10/2021). (Foto : iNews.id/Priyo Setyawan)

BANTUL, iNews.id-Suasana wisata kuliner Pasar Kebun Empring, yang berada di bantaran aliran sungai Gawe, Bintaran Wetan, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Sabtu (16/10/2021) siang terlihat  nampak sepi. Bangku dan kursi di depan lapak kuliner banyak kosong.  

Begitu juga di arena permaianan dan tepi sungai yang biasanya digunakan untuk bermin air, hanya ada beberapa anak saja. Hari ini pengungjung masih sepi,” kata pemilik lapak kuliner Sego Wader, Sumiyati (47) Sabtu (16/10/2021).

Sepinya pengunjung ini, menurut Sumiyati setelah ada pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM. Sebelumnya, ratusan pengunjung datang ke tempat itu. Bahkan saat libur weekend, Sabtu dan Minggu bisa mencapai ribuan pengunjung. 

Namun saat pandemi dan penerapan PPKM, pengunjungnya turun drastis. Hal ini berpengaruh pada omzet para pedagang hingga 60 persen.“Omzet kami rata-rata turun antara 50-60 persen,” ujarnya.

Pasar Kebun Empring sendiri dikembangkan pada 2018. Awalnya saat ada badai silikon menyebabkan jembatan gantung di Sungai Gawe Bintaran Wetan putus. Kemudian diadakan perbaikan secara swadaya oleh masyarakat.

Saat perbaikan itu warga yang mengerjakan kesulitan dalam penyediaaan makanan. Mereka pun melihat di kawasan itu ada potensi untuk dikembangkan menjadi wisata kuliner.

Selanjutnya warga mulai membersihkan sampai di lahan wedi kengser di atas bantaran Sungai Gawe selatan jembatan gantung dan beberapa  bidang milik warga di dekat wedi kengser. Lahan itu merupakan kebun bambu. 

Setelah itu, saat Ramadhan dijadikan Pasar Ramadhan yang menyediakan menu untuk buka puasa dan saur. Ternyata ramai pengunjung dan tetap ramai, setelah Ramadhan kemudian dikelola lebih menarik. “Awalnya di sini lahan yang tidak terurus, hanya menjadi tempat pembuagan sampah dan kebon bambu,” jelasnya.

Namun sekarang puluhan gubuk tertata rapi menjajakan aneka masakan dan minuman tradisonal.  Di antarnya sate kere, nasi rendang, lotek, gado-gado, aneka bubur, jajanan pasar, bakso, soto, cilok, sate padang, serabi kucur, es tebu, es dawet, aneka gorengan, sego wader dan masih banyak menu lainnya. Semua menu harus buatan sendiri tidak boleh instan.

Pengunjung yang ingin menikmati kuliner di tempat ini tinggal memilih sesuai dengan selera mereka. Setelah memesan nanti akan diantarkan ke mejanya. Untuk pembayaran bisa langsung saat pemesanan atau setelah selesai menikmati makanan. Untuk harga pun terjangkau, antara Rp5000 hingga Rp10.000.

Hanya saja saat pandemi dan penerapan PPKM, Pasar Kebon Empring menjadi sepi pengunjung. Sumiyati pun berharap kondisi kembali normal, dan tempat tersebut kembali ramai oleh pengunjung.  Sehingga perekonomian keluarga kembali pulih. Sebab berjualan di Pasar Kebun Empring merupakan mata pencaharian pokonya. Suaminya bekerja serabutan dan dirinya hanya buruh tani. “Bejrualan di sini menjadi mata pencaharian pokok saya,” ungkapnya.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut