Warga Kalitengah Lor Ini Sudah Empat Kali Mengungsi saat Bencana Merapi

Ratinem sendiri, tinggal di Kalitengah Lor hanya berdua dengan suaminya, sedangkan akan-anaknya pergi merantau. Saat mengungsi pun hanya membawa pakaian untuk ganti. Pasangan ini mengaku ternak tidak memiliki sehingga selama mengungsi rumahnya kosong. “Harapan saya semoga ini cepat berlalu dan bisa kembali ke rumahnya,” ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan warga Kalitengah Lor lainny Kemirah (70). Dia mengatakan mengungsi hanya sendiri, sebab suaminya Pawiro Sumarto sudah meninggal dunia sedangkan anak-anaknya merantau, ada yang di Jakarta dan Sumatera. Karena sudah terbiasa hidup sendiri, sehingga baik di rumah maupun di tempat penngunsian tidak ada bedanya.
Sama seperti Ratinem, Kemirah juga sudah empat kali mengungsi saat erupsi Merapi, yaitu 1994, 2006, 2010 dan 2020. Meski begitu ia juga berharap bencana ini segera berlalu dan kembali pulang ke rumah.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengatakan tidak mengetahui sampai kapan para warga tersebut berada di barak pengungsian. Semua masih menunggu perkembangan dan rekomendasi dari BPPTKG.
“Kalau status siaga ini sampai dua bulan yang dua bulan ada di sini, termasuk bila statusnya menjadi awas, warga yang di atas harus diungsikan semua. Jika status kembali waspada, mereka akan kembali ke atas,” katanya menerangkan.
Editor: Ainun Najib