Tarian tradisional Yogyakarta masih lestari hingga saat ini. (Foto : Ist)

Tari Beksan Trunajaya
Tari Beksan Trunajaya atau yang disebut juga dengan nama Lawung Ageng atau Beksan Lawung Gagah, diciptakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I dengan tujuan untuk menanamkan semangat dan cita-cita untuk melanjutkan perjuangan Sultan Agung dalam membela tanah air. 

Nama tarian Beksan Trunajaya ini didasarkan menurut nama golongan abdi dalem Tarunajaya, sesuai dengan sifat tariannya yang menggunakan senjata lawung (seperti tombak), dan menggambarkan latihan perang-perangan. 

Pementasan tarian ini biasanya di pendapa dan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam. Beksan Trunajaya ditarikan oleh 16 orang penari dengan ragam gerak gagah.

Tari Satrio Watang
Tari Satrio Watang atau yang kerap dikenal dengan nama tari Prawiro Watang merupakan tarian tradisional Yogyakarta. Tarian ini menceritakan tentang kegagahan prajurit zaman dulu yang pandai menggunakan senjata. 

Sesuai dengan namanya, Satrio yang berarti prajurit dan Watang yang berarti tongkat, tarian ini menggunakan tongkat sebagai ciri khas dalam pentas. Dalam pertunjukannya, Tari Satrio Watang ditarikan oleh laki-laki gagah dan ditarikan secara kelompok maupun tunggal. 

Tari Langen Asmoro
Tarian tradisional Yogyakarta ini menceritakan tentang percintaan. Tarian yang berkisah tentang sepasang kekasih yang saling menyayangi dan bermesraan. Demi menggambarkan cerita dalam tarian ini, maka tarian ini harus ditarikan secara berpasangan. 

Tari Langen Asmoro ditampilkan pada acara pernikahan. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi contoh kepada para pengantin agar selalu bahagia. 

Itulah deretan tari tradisional Yogyakarta. Siapapun yang menontonnya pasti terkesima. Tertarik untuk menontonnya?


Editor : Ainun Najib

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network