Sedangkan latihan visual identification merupakan pertempuran udara jarak dekat. Sementara pertempuran mengandalkan sensor identification dilakukan untuk jarak yang relatif jauh, mengandalkan interegator yang mampu menghancurkan musuh dengan instrumen yang ada pada pesawat tanpa harus melihat secara visual.
Simulasi pertempuran di langit Pekanbaru ini dilaksanakan setelah kedua angkatan udara melaksanakan Basic Fighter Manuver (BFM) dan Air Combat Manuver (ACT) 2V1+1 pada hari sebelumnya. Dengan memahami kelebihan maupun kelemahan jenis rudal tersebut, maka setiap penerbang mampu mengantisipasinya.
"Taktik dan strategi inilah yang dipelajari secara bersama, baik penerbang TNI AU maupun US PACAF," kata Kolonel Jajang.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait