DENPASAR, iNews.id - Survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tentang potensi radikalisme tahun ini hasilnya cukup mengejutkan. Sebanyak 85 persen generasi milenial rentan terpapar paham radikal.
Hasil survei itu diumumkan di sela penutupan Rakornas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/12/2020) malam.
"Dengan hasil survei ini, kita diingatkan untuk mewaspadai pergerakan spread of radicalisation di dunia maya ini. Tidak hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia," ujar Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar. Dia memaparkan, situasi pandemi Covid-19 yang dimanifestasikan dalam aktivitas sekolah diliburkan dan perkantoran sebagian diatur membuat masyarakat di rumah lebih banyak menggunakan waktu untuk berselancar di dunia maya.
Menurutnya, generasi milenial yang mengakses internet ibarat masuk ke hutan belantara. Saat mencari konten keagamaan misalnya, ada kecenderungan menerima preferensi ceramah keagamaan dengan durasi singkat sehingga tidak diterima secara utuh.
Di sisi lain, jaringan teroris sangat intens menyebarkan narasi radikal dan intoleran.
"Pada saat yang sama, anak-anak muda yang disebut gen Z ini belum tumbuh ketertiban sosial, kepatuhan hukum dan itikad dalam menggunakan media sosial untuk tujuan yang baik," kata Boy.
Dia meminta peserta Rakornas yang merupakan pengurus FKPT dari 32 provinsi berperan aktif mengatasi masalah tersebut. "Tidak bisa kita melarang internet, karena itu hak anak muda. Tapi bagaimana memberi edukasi yang baik, yaitu menggunakan medsos dengan cerdas," ucapnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait