Bojokrama menjadi salah satu jamuan kenegaraan yang dilaksanakan keraton Yogyakarta. (Foto: doc/HO-Keraton Yogyakarta)

YOGYAKARTA, iNews.id - Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat (Keraton Yogyakarta) berdiri sejak tahun 1755-1756. Keraton ini berdiri usai terjadi perjanjian Giyanti yang memisahkan antara Yogyakarta dengan Kasunanan Solo, termasuk juga dengan seni tradisi yang ada di kedua wilayah tersebut.

Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat memilih untuk tetap mempertahankan dan menggunakan seni tradisi Mataram Islam, kerajaan yang sebelum pecah menjadi Yogyakarta dan Solo. Beberapa tradisi di antaranya sampai sekarang masih dilestarikan.

Salah satu yang masih sering digunakan adalah jamuan kenegaraan untuk tamu-tamu mereka. Jamuan yang biasa mereka lakukan di Keraton ini juga menggunakan berbagai peralatan. Tak hanya dari Yogyakarta, namun ternyata ada sentuhan dari eropa.

Tradisi jamuan di Kraton Yogyakarta sudah ada pascapemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I naik tahta dengan melepas gelar Panembahan Senopati Ing Ngalogo. Sri Sultan HB I naik tahta tahun 1755 hingga 1972.

Jamuan Kenegaraan atau sering disebut Bojokrama ini masih dipertahankan sampai sekarang dan terus berkembang. Beberapa di antaranya yang berkembang berupa jamuan kenegaraan seperti hidangan teh dan juga susu yang ada sejak Sri Sultan HB II.

Selain itu juga ada tradisi Toya Memanis, suguhan yang merupakan akulturasi budaya keraton dengan menu dari barat. Toya yang berarti air mengibaratkan suguhan minuman. Minuman akulturasi di antaranya adalah bir, minuman ciri kesukaan orang barat. Namun minuman yang disuguhkan adalah Bir Jawa.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network