“Dulu kasus ini hanya ada di wilayah selatan (dataran rendah), kini juga muncul di perbukitan” katanya.
Kepala Puskesmas Wates, Eko Damayanti mengatakan hingga September 2020, sudah ada 28 kasus DBD dan 42 kasus Demam dengue atau dengue fever (DF). Sebagai upaya pencegahan, Puskesmas Wates melakukan penyeledikan epidemiologi ke lokasi kasus untuk dilakukan penanganan.
“Kami juga mendistribusikan abate atau larvasida sebagai obat pembunuh jentik nyamuk untuk pencegahan,” katanya.
Puskesmas juga menggandeng kader kesehatan sebagai juru pemantau jentik (jumantik) di setiap pedukuhan. Ketika ada penularan dilakukan pengasapan atau fogging untuk memutus mata rantai penyebaran.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait