Dia juga mengumumkan penunjukan Notokusumo sebagai pemangku kepangeranan dengan gelar Pakualaman di bawah Pangeran Adipati Pakualaman dan pembentukan Korps Pakualaman yang terdiri atas 100 serdadu berkuda.
Pendirian Pakualaman ini menandai pembagian Yogyakarta secara politis dan isyarat penghinaan terhadap kesultanan. Pakualam I punya hubungan khusus dengan Inggris dan dicatat dalam sumber-sumber Jawa.
Pakualam I terkadang disebut sebagai miji atau pejabat bawahan langsung dan kadang sebagai rencang (pelayan) penguasa kolonial.
Upacara ketiga dan terakhir adalah pengambilan sumpah setia di depan publik terhadap pemerintah Inggris dan penguasa Keraton Yogyakarta yang baru oleh kaum kerabat sultan dan para pejabat senior keraton.
Tetapi hal ini hampir tidak dapat mengusik realitas politik yang ada tentang pembagian Yogya yang pedih dan kesultanan yang tiba-tiba jatuh miskin.
Saat bala tentara Inggris meninggalkan Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono II dan dua putranya, Mangkudiningrat dan Mertosono, serta seorang bupati juga diboyong ke Semarang. Sebuah perjalanan tahap pertama menuju tempat pengasingan.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait