Kunto menyebut laporannya ini juga dimotivasi adanya unggahan di akun Facebook Kepala ORI DIY Budi Masthuri yang menuliskan 'untuk jadi pembalap ahli atau pengendara yang tertib berlalulintas? Apakah ini saatnya mengubah model ujian praktek dalam pengambilan SIM C ?'.
Namun, sejak laporan tersebut dibuat, hingga lebih dari satu tahun dirinya belum mendapatkan kejelasan atas penyelesaian kasus ini.
"Dari pihak ORI menjanjikan bulan Februari kepada saya, tetapi nyatanya sampai sekarang belum ada kejelasan. Mungkin kalau memang tidak ada tindak lanjutnya, saya akan layangkan somasi," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa alasan dirinya membuat laporan tersebut tidak semata-mata sebagai keresahan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat banyak.
"Praktik ujian SIM yang sengkarut ini sangat berpotensi besar adanya praktik koruptif dan KKN. Buktinya sudah jelas, banyak masyarakat yang dirugikan. Contohnya saja, masyarakat gagal terus ujian SIM, dari pada bolak-balik kemudian ditawari calo memberikan uang imbalan, kan tidak mungkin ini tidak ada setoran," katanya.
Sementara itu, kepala ORI perwakilan DIY, Budi Masthuri mengatakan bahwa laporan tersebut telah ditindaklanjuti secara aktif oleh pihaknya. Melalui penyelidikan yang di lakukan jajarannya, ORI juga mengakui bahwa ditemukan adanya praktik-praktik ujian SIM yang sering dikeluhkan masyarakat.
"Ini kasus menarik, dan kami sudah proses. Hasilnya kami sudah ada," ujarnya.
Meski begitu, dirinya masih enggan menjelaskan secara lebih jauh terkait temuan ORI tersebut. Dia berjanji pihaknya akan mengumumkan hasil temuan ORI kepada masyarakat dalam waktu dekat ini.
"Tunggu sehabis Lebaran, karena kalau kita sampaikan sekarang nanti ketutup momen Lebaran," katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait