SLEMAN, iNews.id - Mahasiswa program studi D4 Tata Boga Fakultas Vokasi UNY, Ima Salisa Rodiyah berhasil mengolah singkong menjadi sawut schotel sebagai makanan kekinian. Singkong yang merupakan bahan pangan lokal ini dikenal kaya dengan kandungan mineral.
Singkong selama ini dikenal sebagai bahan pangan lokal. Selain dikonsumsi langsung juga diambil tepung (mocaf) untuk diolah menjadi beberapa makanan. Hanya saja permintaan pasar stagnan dan tidak meningkat.
Untuk meningkatkan tingkat konsumsi, singkong harus diolah menjadi makanan kekinian. Dulu singkong juga diolah sebagai makanan berupa sawut. Yakni singkong diparut dan dikukus dengan gula kelapa. Namun makanan ini kurang berkembang dan tidak disukai anak-anak milenial.
Atas kondisi ini Ima Salisa mencoba melakukan inovasi dengan membuat sawut schotel, yakni mengembangkan fusion food dengan salah satu makanan western yaitu macaroni schotel.
“Dua unsur ini kami gabungkan dan ternyata menjadi hidangan yang digemari masyarakat,” kata Ima.
Menurutnya, singkong mengandung sumber mineral seperti kalsium, fosfor, mangan, zat besi, dan kalium. Mineral ini diperlukan untuk perkembangan, pertumbuhan, dan menjalankan fungsi jaringan tubuh. Kalsium diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Zat besi membantu dalam pembentukan protein (hemoglobin dan myoglobin) yang membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh dan kalium diperlukan untuk sintesis protein dan membantu dalam pemecahan karbohidrat.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait