Setelah ayahnya meninggal, Sri Hartini ditunjuk sebagai ketua. Dia melakukan inovasi dengan merintis wisata minat khusus serta wisata edukasi. Selain itu juga program keanekaragaman hayati serta penanaman pohon buah untuk antisipasi serangan kera ekor panjang ke lahan pertanian penduduk.
"Alhamdulillah, hutan Wonosadi tetap terjaga kelestariannya, bahkan tempat ini menjadi banyak rujukan dan studi banding dari banyak daerah di seluruh Indonesia tentang pengelolaan hutan," ujar Hartini.
Hartini berharap ada regenerasi dalam menjaga hutan. Usianya sudah tua dan tidak sekuat dulu lagi. Dia mengajak anak-anak muda untuk terus mencintai dan merawat hutan. Mereka dilibatkan dalam pengelolaan desa wisata Wonosadi, sebagai guide jika ada tamu yang berkunjung ke Wonosadi.
Kini dengan lebatnya vegetasi, ada tiga buah mata air yang besar yang mengalir sepanjang tahun dari Wonosadi. Air ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk kebutuhan sehari hari, dan mengairi lahan pertanian.
“Semua dilakukan dengan niat ikhlas demi lingkungan yang baik untuk masa depan kehidupan anak cucu,” ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait