Ilustrasi petani garam. (foto : Ist)

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Petani garam di kawasan Pantai Dadapayam dan Sepanjang, Gunungkidul berhenti produksi sejak satu tahun lalu. Akibat kerusakan mesin pompa dan rendahnya omzet penjualan membuat hasil garam petani tak bisa menutup biaya produksi.

"Kami sementara waktu berhenti produksi garam karena terjadi kerusakan pada mesin pompa, sehingga suplai untuk bahan baku garam jadi terkendal," kata Ketua Kelompok Petani Garam Dadap Makmur di Pantai Dadapayam, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Triyono di Gunungkidul, Senin.

Ia juga mengakui selama pandemi Covid-19, permintaan garam di kelompoknya turun drastis. Selain itu, kondisi ini diperparah dengan angin kencang yang merusak terpal plastik pelindung petak-petak yang digunakan lokasi budi daya.

"Awalnya hanya mesin pompa, tapi karena tidak ada aktivitas produksi maka terpal-terpal juga ikut rusak,” katanya.

Triyono mengatakan pihaknya sudah melaporkan kerusakan pompa dan berhenti beroperasinya produksi garam ke Dinas Kelautan dan Perikanan. Kelompoknya sudah kembali mendapatkan bantuan berupa mesin pompa dan terpal untuk memperbaiki kerusakan yang ada.

"Saat ini, anggota kelompok sudah memulai kerja bakti untuk menghidupkan kembali budidaya garam yang sempat vakum selama satu tahun. Kami targetkan di awal April sudah bisa kembali beroperasi,” katanya.


Editor : Ainun Najib

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network