Asap Sulfatara terlihat membumbung tinggi dari puncak Gunung Merapi, Jumat (27/11/2020). (Istimewa)


YOGYAKARTA, iNews.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memberikan penjelasan tentang pemantauan visual Gunung Merapi, Sabtu (28/11/2020). Pemantauan visual merupakan metode pemantauan tertua di Gunung Merapi.

Berawal dari sekedar pengamatan kasat mata terhadap fenomena aktivitas gunungapi, pengamatan visual juga dilakukan dengan menerapkan teknologi mutakhir seperti fotogrametri maupun teknologi penginderaan jauh melalui satelit.

“Pemantauan visual bertujuan untuk memantau aktivitas Merapi melalui data-data visual,” kata Kepala Seksi Gunung Merapi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam siaran Informasi BPPTKG yang ditayangkan secara langsung di kanal Youtube BPPTKG Channel, Sabtu (28/11/2020).

Agus menambakan zaman dahulu, petugas pengamat Gunung Merapi melakukan pengamatan visual berupa kolom asap, titik api, alterasi batuan, lava pijar, awan panas, maupun perubahan morfologi. Selain itu, pengamat juga menggambar sketsa morfologi puncak secara berkala sehingga perkembangan aktivitas dapat diketahui melalui sketsa tersebut.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi mengaplikasikan pemantauan visual dengan menggunakan teknik fotografi. Saat ini terdapat 35 stasiun kamera yang berada di sekeliling Gunung Merapi, termasuk 9 stasiun kamera DSLR dan 2 kamera thermal.


Editor : Ainun Najib

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network