Asap Sulfatara terlihat membumbung tinggi dari puncak Gunung Merapi, Jumat (27/11/2020). (Istimewa)
Terjadi guguran tebing lava lama yang terpantau dari CCTV pengamatan Gunung Merapi. (Dok iNews.id/Ahmad Antoni)

Foto yang diperoleh dari kamera menggantikan sketsa untuk mengukur perubahan morfologi secara spasial. Saat muncul kubah lava Merapi pada Agustus 2018 lalu, BPPTKG menerapkan analisis fotogrametri untuk melihat perubahan morfologi dari waktu ke waktu.

“Dari analisis fotogrametri, kita jadi tahu bagaimana kubah lava berkembang. Jadi kubah lava ini berkembang dari tengah kemudian ke sekitarnya atau pertumbuhannya cenderung endogenik,” kata Agus.

Selain memperoleh foto dengan teknik fotografi, BPPTKG juga menerapkan teknologi drone untuk menghasilkan foto. Kelebihan dari metode ini adalah foto dapat diperoleh dengan perspektif yang tepat seperti yang diinginkan, bahkan untuk daerah yang tidak terjangkau langsung oleh manusia.

Agus menyatakan dengan menggunakan drone ini, tidak perlu mendatangi tempat-tempat yang berbahaya. Seperti saat ini, tidak ada misi ke puncak karena pemantauan visual dapat dilakukan melalui drone dan satelit.

“Pengambilan data drone yang dilakukan secara berulang, dapat membantu analisis perubahan morfologi dari waktu ke waktu,” ujarnya.


Editor : Ainun Najib

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network