YOGYAKARTA, iNews,id- Korban kebijakan Haryadi Suyuti selama menjadi Wali Kota Yogyakarta 2 periode mulai angkat bicara. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Haryadi Suyuti dinilai telah mengorbankan mereka.
Perwakilan Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Kembang (Sarkem) Ester misalnya. Wanita ini kini kehilangan kios yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian dirinya untuk menghidupi keluarga. Kios yang ia miliki digusur oleh Haryadi Suyuti tanpa ganti rugi ataupun relokasi. "Saya menuntut ditukar dengan kios baru agar bisa berjualan lagi,"kata dia.
Di samping itu dia juga meminta agar Jalan Sarkem untuk tidak dihapus. Karena Jalan Sarkem muncul dari upaya melestarikan pasar tradisional, Pasar Kembang yang ada di wilayah tersebut.
Dirinya bersama komunitas PKL di Pasar Kembang mengaku banyak dirugikan oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Haryadi Suyuti selama menjabat menjadi wali kota. Dirinya merasa bersyukur Haryadi Suyuti tertangkap tangan oleh KPK karena kasus suap. "Kalau tidak bisa bertanggungjawab. Dia (Haryadi Suyuti) dimiskinkan dan dihukum mati saja," ujarnya.
Perwakilan Pit Dhuwur, Arif juga angkat bicara. Lelaki ini pernah diamankan aparat keamanan karena telah membuat tulisan jargon 'Jogja Ora Didol' dan 'Ora Masalah Har' di Pojok Beteng wetan beberapa waktu lalu.
Lelaki ini bercerita ketika beberapa tahun lalu berjuang di hiruk pikuk Jogja. Masih ingat ketika tanggal 8-9 Oktober 2013 yaitu tepat ulang tahun Kota Jogja, ia nekat membuat tulisan di pojok beteng wetan dengan tulisan 'Jogja ora didol'.
"Setelah beberapa hari tulisan itu hilang. Namun saya bertekad tetap mendengungkan tulisan tersebut hidup sebagai simbol perlawanan terhadap praktek kecurangan pemerintahan Haryadi Suyuti," ujar dia.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait