NEW DELHI, iNews.id – Kasus SARA sering terjadi di India. terbaru kaum ekstremis Hindu menyerang dan membakar rumah mantan menteri luar negeri India, Salman Khursid, yang seorang Muslim.
Insiden kekerasan bermotif agama menurut para kritikus telah dikobarkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Selain pemeluk Islam, Khurshid juga berasal dari partai oposisi utama di Kongres India.
Pada bulan lalu, dia menerbitkan sebuah buku yang isinya membandingkan jenis nasionalisme Hindu yang kini berkembang di bawah Modi dengan kelompok-kelompok ekstremis seperti ISIS di Irak dan Suriah.
Polisi mengatakan, gerombolan yang terdiri atas sekitar 20 orang dari kelompok Hindu lokal garis keras berkumpul di luar rumah Khurshid yang terletak di dekat Kota Nainital, Negara Bagian Uttarakhand, Senin (15/11/2021).
“Mereka meneriakkan slogan-slogan, melemparkan batu, memecahkan beberapa jendela, mengobrak-abrik (pintu masuk), dan membakar (sebuah pintu),” kata kepala kepolisian setempat, Jagdish Chandra, dikutip kembali The Straits Times, Selasa (16/11/2021).
The Times of India melaporkan, kelompok tersebut dalam aksi brutalnya juga membakar patung Khurshid, melepaskan tembakan, dan mengancam menantu perempuan penjaga rumahnya dengan pistol. Pada saat kejadian, Khurshid sedang bepergian bersama keluarganya. Namun, dia masih sempat mengunggah sejumlah gambar di media sosial pascaserangan tersebut
“Malu kini menjadi kata yang tidak begitu berguna lagi,” kata Khurshid (68) di laman media sosialnya.
“Apakah saya masih salah untuk mengatakan bahwa (kekerasan) ini tidak mungkin (bagian dari) ajaran Hindu,” kata politikus yang menjabat menteri luar negeri India dari 2012-2014 itu lagi.
Para aktivis mengatakan, kelompok agama minoritas di India yang mayoritas Hindu kini menghadapi tingkat diskriminasi dan kekerasan yang semakin meninggi sejak Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Modi berkuasa pada 2014.
Pada 2020, Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional memasukkan India sebagai “negara dengan perhatian khusus” karena meningkatnya kekerasan berlatar belakang agama di negeri anak benua. Itu adalah pertama kalinya sejak 2004 India masuk daftar tersebut.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait