Menjelang invasi Rusia, Ukraina berulang kali dan dengan tegas menyangkal pernyataan Moskow bahwa pihaknya akan melakukan serangan untuk merebut kembali wilayah separatis dengan paksa.
Peskov mengatakan situasi di Ukraina telah menimbulkan ancaman yang jauh lebih besar bagi keamanan Rusia daripada yang terjadi pada tahun 2014. Ketika itu, Rusia juga telah mengumpulkan 150.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina, memicu kekhawatiran akan invasi Rusia, tetapi membatasi tindakannya pada pencaplokan wilayah Krimea.
“Sejak itu situasinya memburuk bagi kami. Pada 2014, mereka mulai memasok senjata ke Ukraina dan mempersiapkan tentara untuk NATO, membawanya sesuai dengan standar NATO,” katanya.
"Pada akhirnya yang menjadi keseimbangan adalah kehidupan 3 juta orang di Donbass ini. Kami mengerti bahwa mereka akan diserang."
Peskov mengatakan Rusia juga harus bertindak dalam menghadapi ancaman yang dirasakannya dari NATO. Menurutnya, hanya masalah waktu sebelum aliansi itu menempatkan rudal di Ukraina seperti yang terjadi di Polandia dan Rumania.
"Kami baru mengerti bahwa kami tidak tahan dengan ini lagi. Kami harus bertindak," katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait